ada yang tertinggal
berlari kembali
ternyata kenangan tercecer di entah genangan yang mana
berhasil kutemukan rindu di laci meja kerja
terserak bersama remah remah pedih dilupakan
bergetar ia, segera aku kantongi
kantong atas, agar dekat dengan jantungku
samakah sakitnya, ia melangkah pergi menjauh
atau kau yang beranjak berjingkat melupakan?
mana lebih sakit, saat belati tertancap ataukah saat ia dicabut paksa dan darah menyembur keluar?
untuk apa kau tanyakan?
bukankah pada akhirnya akan sama terkapar?
...
dan biarkan saja, jika tubuhku pada akhirnya menggelepar di lantai
halte, darah berceceran, dan senja mewarnainya hingga tampak keemasan.
bukankah kau sudah merasa cukup terluka walau hanya menyimpan sekantung kecemasan?
lihatlah bagaimana fragmen ini berhasil kau menangkan.
aku mati.
dan kau hanya menangis saja memegang belati.
Halte pancoran tugu, 09022018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar