Mungkin demikianlah gaya matahari berbincang. Cahayanya lembut saja, namun membekas lama dalam rasa hangat. Bagaimana kisah itu terputar lagi demikian detail menggedor hati... sederhana, namun membuat kenyang ruhani.
Terpikir banyak hal. Tentang waktu yang meniscaya bagi setiap makhluk. Selalu ada fragmen yang Dia siapkan untuk kita perankan. Dan kebodohanlah yang membuat kita membiarkan fragmen itu kita jalani tanpa makna.
Juga tentang pertemuan dan perpisahan, tentang kehidupan dan kematian, tentang ingatan dan pengabaian, juga tentang batas dan waktu luang.
Benar memang, saat nekat terbang mendekat aku mengerdil dalam cahayamu bahkan perlahan mungkin bisa moksa dalam ketiadaan.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Jumat, 02 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar