Rabu, 28 Januari 2015

Menulis sebagai teman dan rehat

Selain sebagai teman, menulis juga tempat rehat yang nyaman. Rehat dari penat. Bisa sesaat letakkan beban. Seperti duduk bersandar. Dengan isi kepala aku letakkan di meja.

Dan waktu terkadang terasa beku. Seperti di ruang tertutup, dengan dinding dan perabotan serba putih. Hanya suara kita dan detak jantung kita. Saat itulah kita bebas bercakap dengan diri kita.

Kita bisa sesaat mampir ke otak kita, bongkar peta pemikiran kita. Jika perlu kita bersihkan sampah pikiran.....
Lalu lanjut mampir ke hati untuk kembali teliti,
masihkah ada rasa yang tak perlu dirasai...??
Lalu ke setiap persendian, untuk nikmati setiap tanda kerentaan kita...

Hmmm...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...