Dulu aku menggandrungi ilmu filsafat saat masih terlalu muda. Mengenal Socrates, Plato, dan Aristoteles di bangku SD. Bahkan saat Tsanawiyah pernah sangat mengagumi Rene Descartes. Karena di pesantren aku jadi kenal juga Imam Gozali yang pemikiran bergerak dari rasionalisme hingga ke sufistik.
Bapak yang mulai khawatir, hingga menasehatiku bahwa sebenarnya akhir dari perjalanan filsafat itu adalah agama. Jangan berlama lama di sana, karena jika ingin tak lelah pelajari saja agama, kau tak berjalan memutar....
Perjalanan pemikiran memang terkadang nampak naif saat kita ditarik ke dunia nyata. Mungkin berpikir mendalam tentang sesuatu itu adalah dasar kita jalani hidup. Pondasi. Tentu pondasi saja tak akan cukup. Kita butuh dinding amalan nyata. Butuh kerja. Butuh aksesoris karya sebagai ekspresi rasa.
Hidup memang harus dijalani. Hidup seperti air mengalir. Menuju muara kematian. Sesekali alirannya perlu memutar dalam ceruk mata air. Untuk menjernihkan langkah. Untuk sekedar rehat sesaat secara ruhani.
Mengalirlah, dengan sesekali rehatlah sejenak di mata air hikmah....
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 15 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar