Mencari tahu dan memahami terkadang memilih jalan yang berbeda. Mencari tahu lebih memilih sumber dari luar. Ia serupa proses input data. Sedangkan memahami cenderung mirip proses pengolahan data.
Seperti semalam, pencarian itu justru seperti menemukan hasilnya saat lewat malam. Saat proses input data sudah dihentikan. Pengendapan informasi yang awalnya menyakitkan. Karena rongga kepala seperti lewat batas. Mungkin karena prosesor atau RAM ku yang butuh diupgrade.
Yang terjadi seperti gelembung kesadaran yang dijejalkan ke dalam rongga kepala. Awalnya nyeri. Hingga beberapa kali tubuh seolah ditampar. Namun perlahan, ada ekstase tersendiri. Mozaik pemahaman itu satu-satu terurai. Aku tersenyum, menjadi rancu saat ada pertanyaan "mimpi buruk?" Spontan aku mengangguk. Namun segera setelah teringat kelegaan itu aku meralat. Ini bukan mimpi buruk, walau bukan juga mimpi indah. Ini proses pencerahan.
Jika pemahaman berhasil didapat, lalu apa keputusan yang diambil?
Ternyata pemahaman itu tidak lalu melahirkan satu sikap karena bisa jadi buah dari pemahaman itu justru "diam".
Entahlah. Karena bagaimana pun juga tidak mengambil keputusan itu juga satu keputusan.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Like this
BalasHapus