Semesta, matahari, hujan lalu pelangi
Demikian hari ditetapkan
Keinginan, keyakinan lalu perhatian juga pengorbanan
Demikian setiap detik diberi makna.
Semesta, matahari, permintaan lalu tatapan
Demikian pula hujan teruntuhkan
Genangan, embun, mengawan lalu jadi mendung
Mendung menari bersama angin
Melindungi lalu jatuh dalam satu ingin.
Semesta, matahari, irama langkah lalu cinta
Demikian hati menjadi simponi
Sebab saling sandra berdalih ingin tak terganti
Sepakati hati
Untuk saling tak lukai
Matahari menyemesta
Semesta lumat dalam matahari.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar