Belajar kembali tentang keyakinan.
Bahwa semestinya ini bukan doktrinisasi.
Bukan pula tentang jalan penuh kontradiksi.
Keyakinan kita mestinya tak lalu membuat kita gulita atas pintu pemahaman lain.
Begitu pula tak lalu ciptakan langkah penuh benturan.
Jika pun ada benturan itu atas hal asasi bukan perkara remeh yang ujungnya tentang ego kita saja.
Betapa banyak langkah kita yang keliru.
Betapa banyak informasi yang penting yang kita abaikan.
Yang mungkin terjadi semata-mata terlalu pentingnya diri kita di mata kita.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar