Jadi paham, mengapa ada yang bilang bahwa menulis adalah teman terbaik.... ternyata memang paling nyaman saat sepi adalah menulis. Terlebih jika dalam hati kita saat menulis itu tak lagi ada beban entah terbaca atau tidak tulisan kita. Sehingga kita merdeka dari kepentingan. Lepaskan saja. Karena ini tidak seperti menulis tesis atau karya ilmiah melainkan sekedar ekspresi pertemanan saja.
Mungkin tak semua orang sepakat, karena ada juga yang lebih suka saat sepi itu ya diam. Berfikir sendirian. Merenung saja. Dulu aku pernah menikmati itu. Duduk saja, lalu berpikir mendalam tentang sesuatu. Membuat dahi sedikit berkerut namun rasanya nyaman. Tapi belakangan aku lebih memilih menulis. Karena dengannya, kita lebih jelas runutan berpikirnya. Dan ada dokumentasi, rekam jejak yang pernah kita pikirkan. Sehingga jika ada kesalahan dalam pemikiran kita bisa pelajari lagi di kemudian hari.
Tinggal kita pilih, kita akan berpikir tentang sesuatu atau merasai sesuatu lalu ekspresikan dalam kata. Semuanya menjadi serupa selokan-selokan kecil yang dapat mengurangi denyut yang berlebihan di kepala kita. Mungkin serupa "sublimasi".
Entahlah....
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar