Kepada sesorang yang menyukai gambar peta (kesukaan yg aneh kupikir) aku katakan "sebutkan tiga kata yang kau pikirkan saat ini. Nanti kita bisa buat puisi"
Lalu dia menyebutkan "penjahit, kupu-kupu dan senapan". Aku bertepuk tangan, takjub. Pilihan kata yang aneh.
Mulailah aku mencoba menghubungkan ketiganya:
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Menjahitkan impian
Mengepakkan harapan
Menyulamnya untuk lalu terbangkan
Dan masa silam menodongkan senapan tepat di pelipis
Namun nanap Cinta menatap tajam
Jahit saja hatiku aku tetap enggan abaikan matahariku
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Menjahitkan hiasan
Pada sayap kematian
Mengeja kata lalu ubah dalam gerakan
Karena bahasa tak hanya lewat kata
Melainkan juga gemulai dan ritme hentak
Dan kemarahan yang menjadi energi dalam tarian.
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Gulita aku tanpa arahan.
Kamis, 08 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar