Kepada sesorang yang menyukai gambar peta (kesukaan yg aneh kupikir) aku katakan "sebutkan tiga kata yang kau pikirkan saat ini. Nanti kita bisa buat puisi"
Lalu dia menyebutkan "penjahit, kupu-kupu dan senapan". Aku bertepuk tangan, takjub. Pilihan kata yang aneh.
Mulailah aku mencoba menghubungkan ketiganya:
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Menjahitkan impian
Mengepakkan harapan
Menyulamnya untuk lalu terbangkan
Dan masa silam menodongkan senapan tepat di pelipis
Namun nanap Cinta menatap tajam
Jahit saja hatiku aku tetap enggan abaikan matahariku
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Menjahitkan hiasan
Pada sayap kematian
Mengeja kata lalu ubah dalam gerakan
Karena bahasa tak hanya lewat kata
Melainkan juga gemulai dan ritme hentak
Dan kemarahan yang menjadi energi dalam tarian.
Penjahit, kupu-kupu dan senapan
Gulita aku tanpa arahan.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar