Pagi ini masih dalam hujan. Bahagia dalam balutan dinginnya. Hujan adalah salah satu cara Dia menyapa kita sebagai makhluknya. Segar airnya, segar pula aromanya. Meniupkan energi pagi ini.
Tetesannya serupa senandung. Mengajakku menari di bawah curahnya. Dan laguku tentu masih tentang tahu diri. Lagu yang lama tak kusenandungkan. Karena sibuk bernyanyi tentang percaya diri saja.
Dalam lagu tahu diri, akan banyak garis birama yang menahan nada. Ada banyak batasan yang harus aku mengerti baik baik. Keinginan terevaluasi secara signifikan. Menjadi temuan nalar yang berperan sebagai auditor.
Awalnya tentu perih. Karena pisau nalar terkadang terlalu tajam mengiliti mimpi. Tapi perlahan jiwa akan beradaptasi. Membiasakan diri... membebalkan diri.....
Aku terus belajar. Pada pagi, pada hujan. Pada matahari yang bersembunyi di balik mendung.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar