Rabu, 08 Agustus 2018

senja yang sama

saat senja selalu saja
di beranda ia menatap langit yang melogam dengan awan menjelaga
menggenang pendar cahya terpantul di kerjap mata
luka itu ia kecup kecup manja

saat senja selalu saja
tak juga ia beranjak
seolah batara kala yang memaksa ia terus di sana
berdiri saja

kesedihan dan senja apakah seirama
mungkin tidak selalu begitu
walau ia, senja, dan duka beriringan
bernyanyi nyanyi peri peri
tentang kecewa yang teramat dalam
menyisakan ruang siksa yang lebar
tergambar pada wajah datar
dan bibir komat kamit lafalkan mantra
mungkin pula lantunkan syair
siapa pula yang tahu

karena ia saat senja selalu saja
di beranda menatap langit yang melogam dengan awan menjelaga
dan bibir komat kamit lafalkan mantra atau syair, entah.

Bekasi, 27 Juli 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...