kopi siangku selamatkanku
dari jeratan gurita hasrat siang
yang sempat mencekik kehormatanku
cekikan yang kuat sambil komat kamit bisik bisikan rayuan
agar aku rela mati tak terhormat bersamanya
enak enak ini enak
segera kusesap kopiku
rasa pahitnya merambat merayap
tak semua ke arah lambung
namun ke atas perlahan dihisap benak
dalam pejam
aku rasakan
ruang otakku berlinang cairan hitam
dan bercak mimpi itu menggenang
berombang-ambing gelora tertahan
kau dalam sepi memanggil manggilku
kau dalam kopi merayu-rayuku
aku rela aku rebah saja
tapi diam redam semua.
Jampang kafe, 17 Juli 2018
Poetoe
Rabu, 08 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar