Rabu, 08 Agustus 2018

ruang wirang

ilalang menunduk rapi tersapu angin
jalang terduduk sepi nafikan ingin
para petualang berdendang
di kaki bukit kehormatan kering kerontang
nafas tersenggal
betapa berat tetap bermartabat
jurang lacur menganga
aib tersayat merongga

kau bergegas beranjak berkemas seadanya
dan di sudut aku menangis meraung raung namun ruang ini kedap bunyi
tersekap sunyi teriris iris pedih perih dan sedih
emosi dalam ketel jiwa mendidih
tertahan katupnya berlompat lompat

kau tutup pintu
terbanting
harga diri terpelanting
tersisa hanya dengkur dan denging

Jakarta, 27 Juli 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...