Seperti apa siang, saat tiba-tiba saja kita beri
warna
Kanvas
waktu kita beri bercak
Semoga
bukan hanya noda
Melainkan
warna warna indah
Aku
bahagia.
Semoga
dua kata itu mewakili
Karena
banyak tanya yang membuta
Persis
setelah tanda tanya itu, langit lalu seolah gelap
Mengurung
sepi
Bergegas
berdiri, tiba tiba sendiri
Hitam
Legam
Tak ada
bintang bahkan satu pun
Air mata,
ketakutan.
Tapi aku
bahagia.
Semoga
saja tiga kata ini masih bisa menghiburmu
Walau ada
kata tapi
Tetap
saja pada akhirnya aku bahagia
Bagaimana
tidak
Sementara
hari demikian pekat oleh tawa
Bahkan
senandung itu, berkali kali aku ulangkan
Memenuhiku
hingga senja mengunyah hari.
Iya.
Tidak apa apa. Aku bahagia.
Jakarta,
11 Juli 2016
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Sabtu, 23 Juli 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar