Masihkah kau menyukai langit senja, seperti kita dulu, juga aku hari ini?
Menyukainya bukan karena tenggelamnya matahari, atau seburat cahaya lembayungnya, ataupun awan yang melogam.
Suka karena tahu, di mana pun kau berada, mungkin saja kita sedang menikmati langit senja yang sama.
Jika pun ini mendung, apa salahnya....
Betara kala tetap saja terbang mengitari langit., menjemput harapan, dan mengusir keraguan...
Gelisah memang tak ada tempatnya di sini...
tangan memukul dada
Aku pulang. Dengan ketundukan, takut yang sangat atas kesombongan yang mungkin hinggap saat dengan percaya diri aku ungkap jati diriku tadi.
Aku ijin, untuk menangis lagi di senja ini.
Grand Wisata, 12 Juli 2016
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar