Seorang teman membuat status tentang pertanyaan
"Apakah cinta itu kutukan? "... Jadi terpikir, begitu mengerikannya
cinta mengapa disebut kutukan bukan anugrah...
Sampai
saat ini aku tak sependapat, jika cinta disebut kutukan. Karena pasti ada yang
salah. Cinta semestinya membebaskan, meluas dan memerdekakan. Bukan menyempit,
memenjarakan, dan menyengsarakan.
Mungkin
jika kita bertemu dengan cinta jenis ini, maka harus kita evaluasi bagaimana
kita memperlakukan cinta itu dengan benar. Jika tetap tak temukan jalan keluar,
ada baiknya kita kembalikan pada Yang Maha Cinta. Kita mohonkan petunjuk
pelaksanaan dan peta yang tepat untuk menemukan cinta yang benar.
Ini
perkara yang tak mudah, karena tersesatnya di rimba rasa bisa membuat kita
terperosok semakin dalam. Gelap dan pekat.
Kita
butuh pelita berupa nasehat dan petuah bijak, juga harus disiplin jalani peta
yang telah diberikan Sang Maha Cinta.
Semoga
perjalanan ini ke arah yang seharusnya. Semoga Dia selalu berikan kekuatan
untuk tetap sadar dan nalar jalani hidup ini. Aamiin.
Banjar,
10 Juli 2016
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar