Sabtu, 23 Juli 2016

Aku diam

Aku diam. 
"Apa yang kau lakukan saat sendiri? Itulah dirimu yang sebenarnya."

Aku diam. Berpikir banyak tentang syetan yang bersembunyi dalam diri. Ada kesalahanku memang, sejak belia tak mengusir semua syetan dalam diri. Bahkan ada jenis syetan yang aku pelihara. 

Bersama waktu, kemampuan syetan itu pun tumbuh. Semakin kuat dan kreatif. Menunggu aku lengah untuk lalu segera kuasai hatiku. 

Saat aku semakin tua, melemah, syetan justru menguat. Aku semakin terbelenggu. Melepaskan darinya, rasanya harus ada luka. Terlalu erat ikatan, semakin meronta semakin lebar luka.

Senja ini, dengan kesadaran atas kelemahanku ini, aku mengangkat tangan. Menyerah. Aku tak sanggup beranjak tanpa campur tanganMu. Wahai Dzat yang menguasai hati, tetapkan hatiku untuk taat padaMu.

Aamiin.

Jakarta, 13/07/2016
Poetoe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...