Sabtu, 23 Juli 2016

bincang di bak mandi

Aku sedikit menunduk, meratakan pandangan pada permukaan air di bak mandi, saat kran masih menyala. Perlahan permukaan air itu mulai rata dengan bibir bak mandi. Jadi terpikir banyak hal, tentang hidup yang penuh dengan tarikan-tarikan. Serupa titik pada bidang koordinat, yang terbangun dari tarikan sumbu x dan juga sumbu y. Dan hidup itu terbangun dari banyak sumbu dan kutub. Menjadi stabil saat kita sudah menemukan titik terbaik.

Adalah kearifan yang terlahir dari pengetahuan dan ketidaktahuan, antara percaya diri dan tahu diri, antara tegas dan kasih sayang, antara tega dan ķerinduan, antara iya dan tidak.

Kapan permukaan air di bak mandi itu mencapai batas yang pas dengan bibir bak mandi? Tanpa ada yang meluber tumpah? Kapan kita harus mematikan kran itu?

Kapan kita mencukupkan pengetahuan kita? Kapan kita menghentikan ambisi untuk menang? Kapan kita berani mengibarkan handuk tanda menyerah? Kapan kita tersadar bahwa kita hanya bejana ketidaktahuan dari sesendok pengetahuan kita?

Kapan ada waktu aku akan kembali menuliskan daftar pertanyaan ini, sebelum pada akhirnya nanti pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab oĺeh... "kopi?" Jawabmu. Nah kan... kau memang lebih cerdas dariku.

Bumiayu, 3 Syawal 1437 H
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...