Selasa, 23 April 2019

maki diri



ketidakmengertian ini rimba
menyasarkan gelisahku dalam belukar salah paham
ketidakpahaman ini kabut tebal
menelan sekeranjang ular nalar,
menelanjangi nurani, tersibak koyak

pagar akhirnya terdobrak
berjalanlah kita dalam jalang
ikatan itu persetan
basa basi hanya jadi infeksi
polesan wajah mendarah lalu bernanah
dusta diperhamba
citra terulang ulang jadi mantra

jijik
jika tak juga terjaga
tak juga tersadar
maka panggillah badai
tenggelamkan saja
lumpur aib kental
hitam legam menelan perlahan
utuh tubuh diri melenyap senyap

ringkik
kuda binal meronta
tanda liar di tengah dahi
noktah
mengejang kejang meregang engah
agh.

Bekasi, 02012019
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...