Ia mulai benci dan muak
Pengkhianatan begitu banyak
Kecurangan membiasa
Dengki beranak pinak
Ia mulai benci dan mual
Media membual
Permusuhan terang-terangan
Silap sekejap belati caci maki terhujam
dalam
Ia terbang memanjat langit
Merobeknya dengan kuku tangannya sendiri
Langit kesadaran koyak
Tersibak nampak hitamnya mimpi
Ia terus memanjat
Sambil mencakar-cakar awan
Berantakan
Langit tak lagi indah, hanya kusam dan
muram
Menggelap mendung
Lalu gelegar petir
Hujan deras hantam bumi
Hujan deras cengkeram mimpi
Senja dan lampu hotel
Aroma sendu
Senyum itu
Ia menikmati setiap jejal kata-kata
Ia menikmati setiap tarik nafasnya
Cawang Halim, 22/03/2019
Poetoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar