Ia melepaskan warna masa lalu, dalam senyum
di baliho sepanjang jalan ingatan. Ia lalu duduk di hadapan, dengan senampan
angan dan impian. Membagi-bagi, ini untuk mereka, ini untuk kita. Rata.
Ia memberi nama pada setiap pesona.
Menawarkan biru langit, juga merah hati, darah, juga nurani. Pesta ini gempita.
Suara rakyat dan kata-kata, ia ikat dalam setangkai cinta.
Ia meronta sesekali, bersama segelas teh
manis yang diaduk tergesa. Melepaskan rantai diri, hingga lengan kenangan
terluka. Ia memang terlihat sangat ingin merdeka.
Ia masih menunggu, di baliho sepanjang
jalan ingatan. Tersenyum. Mungkin sampai angin hempaskannya, jatuh di parit dan
janji janji itu berderai mentertawai.
Bekasi, 17032019
Poetoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar