Selasa, 23 April 2019

Baliho 2019



Ia melepaskan warna masa lalu, dalam senyum di baliho sepanjang jalan ingatan. Ia lalu duduk di hadapan, dengan senampan angan dan impian. Membagi-bagi, ini untuk mereka, ini untuk kita. Rata.

Ia memberi nama pada setiap pesona. Menawarkan biru langit, juga merah hati, darah, juga nurani. Pesta ini gempita. Suara rakyat dan kata-kata, ia ikat dalam setangkai cinta.

Ia meronta sesekali, bersama segelas teh manis yang diaduk tergesa. Melepaskan rantai diri, hingga lengan kenangan terluka. Ia memang terlihat sangat ingin merdeka.

Ia masih menunggu, di baliho sepanjang jalan ingatan. Tersenyum. Mungkin sampai angin hempaskannya, jatuh di parit dan janji janji itu berderai mentertawai.

Bekasi, 17032019
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...