Selasa, 23 April 2019

Jangan mati



Aku memegang tanganmu, hangat. Sehangat matahari siang tadi, dan demam tubuhmu menjadi hangat tubuhku. Nafasmu berhembus, melewati wajahku dan gemetar sakitmu menjadi raup usap seluruh kepalaku.

Apakah kematian sedang mendekati kita? Bagaimana bisa aku rasa denyut darahmu di dalam bilik jantungku? Terpompa pelan, seperti hanya menunggu waktu untuk henti. Aku remas kuat kuat tanganmu. Ku kirimkan kesadaran dalam hangat genggam. Jangan mati dulu, jangan mati dulu.

Dan senja menyelimuti kita. Yang mula hangat menjadi pengap. Mengerjap kerjap. Aku henti. Menatap wajahmu pias. Jangan mati di sini.

Cawang, 20/03/2019
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...