Jumat, 03 Juni 2016

tengadah senja

Pada gelapnya senja aku menengadah,
aku sedang sedih
sangat.

Kesedihan yang tak mudah aku jelaskan,
bahkan metafora tak lagi aku bisa temukan,
semesta, atau rembulan, atau makhluk luar angkasa?

Mungkin hanya air mata, yang bisa.
Mungkin hanya air mata, yang memadai.

Senja terlampau gelap, untuk disebut senja yang kemerahan.
Matahari sudah lenyap, hanya menyisakan jejak merahnya.

Di bawah jalan layang itu,
aku mencarimu, mencari sebab kesedihan itu.
Namun tak ada, hanya tersisa seekor kunang kunang.
Sendirian. Kesepian.

Tugu Pancoran , 20/05/2016
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...