Lupakan menjadi kata yang menyeramkan. Sembilu yang terhunus. Karena bagimu kenangan bukanlah sampah, jangan sembarangan membuangnya.
Sebenarnya aneh memang, jika lalu ingin melupakan, karena betapa banyak fragmen yang sengaja kita guratkan pada dinding masa.
Entah itu dalam senja, malam, juga siang... mungkin hanya pada pagi yang terlewat.
Seperti mengikat erat sendiri, lalu meronta berharap lepas.
Cukup pintar memang kita menyiksa diri.
Jakarta, 06/05/2016
Poetoe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar