Hari ini aku ikut upacara. Setelah sekian lama tak melakukannya. Aku menikmatinya.
Hari kebangkitan nasional, pesan para petinggi negeri, tema tahun ini adalah seruan untuk "kerja nyata, mandiri, dan berkarakter. "
Di bawah mentari pagi, aku menyengaja pejamkan mata. Mengundang Dr. Sutomo, juga RM. Mingke, HOS. Tjokro Aminoto untuk datang berkumpul di ruang benakku. Bahkan ikut hadir bersama, Kusno, Agus Salim, Alimin, Semaun juga Darsono. Seru. Bangga ada mereka. Para pemuda di jamannya, yang mampu menjadi penggerak seluruh bangsa.
Hingga senja, mereka masih duduk-duduk di beranda jiwa. Berbincang tentang Indonésia, bicara tentang kita, juga tentang nasionalisme yang adu tanduk dengan sosial media.
Mana batas? Mana kepemilikan?
Selamat Hari Kebangkitan Nasional
20/05/2016
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar