Sabtu, 24 Maret 2018

litsus

seperti kembali pada satu masa, saat wawancara di siang yang kering, ia berdasi bertanya tentang banyak sisi, tentang visi misi hidup.
dan aku manusia yang sangat muda saat itu berapi api jelaskan nyaris separuh isi hati.
ia menyeringai seperti berdesis "mimpi kamu"

dan benarkah kebenaran itu tak ada artinya saat tak dimengerti orang?
dan benarkah kenyataan hanya penebusan atas kata kata yang pernah terlintas di pikiran, terucap di lisan, dan tertulis di tulisan?

beberapa tak berjawab, terbang lalu menempel atap menjadi kerak kebencian yang tersimpan.

ia memberi salam sebelum berpisah dengan seulas senyum ancaman.

Bekasi, 17032018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...