Selasa, 10 Desember 2013

Terima kasih, Ibu (buat hari ibu)

Menyebut nama ibu, terpikir olehku kata pengorbanan
Pengorbanan dari rasa sakit yang menjadi jalan kelahiranku
Pengorbanan dari rasa lelahmu yang menjadi ruang untuk aku terus belajar
Pengorbanan dari air susumu yang menjadi energiku untuk tumbuh....
... dan pengorbanan dari lafal doamu menjadi pintu kesuksesanku.

Terima kasih, ibu

Sabtu, 26 Oktober 2013

m u n g k i n

arus waktu seperti monster yang bersemangat hanyutkanku
menarik lengan jiwaku tanpa empati
lunglai aku tanpa daya
menggelepar saja dalam arus liar itu

juga keniscayaan yang terkadang dipaksakan ada
kemungkinan yang dipasung dalam jeruji pasti
yang tersisa tubuh tanpa daya
perlahan mengisut
menikmati tua yang menguasai segenap sisa energi

mungkin cara nikmati hari hanyalah kendalikan ingin
mungkin cara nikmati saat mati datang hanyalah meredam ingin sedini mungkin...

mungkin memang tak mungkin hanya berharap mungkin....


Selasa, 17 September 2013

buram

aduh, udara menjadi larutan
pekat oleh adukan ketidakpastian.

anti pencitraan itu pun pencitraan,
berdalih ketulusan itu ternyata bukti ketidaktulusan,
bahkan berhenti bergerak itu pun gerakan untuk diam,
batas atas apapun itu menjadi samar.

akhirnya aku serahkan saja berkas ini padamu
di atas meja
dengan piring kotor dan gelas kosong
remah-remah roti
cinta aku sisakan
di sudutnya

sudahlah... jika ragu, abaikan saja.
ini rona pipi tanpa makna kok
bisa saja tanpa makna
mungkin bisa kau anggap tak bermakna
... padahal penuh makna. #lho

belajar dari anak-anakku

Malam ini, aku belajar banyak dari anak-anakku. Tentang bagaimana mengerti dan memahami orang lain. Sebagai orang tua, terkadang aku merasa pantas minta dipahami... seperti saat marah karena mereka meminta sesuatu di saat yang tidak tepat, seringkali kalimat ini yang muncul "... tolong ya, pahami posisi Bapak... Bapak sedang capek." Padahal ternyata, mereka justru yang mulai pandai memahamiku

Seperti malam ini, sepulang kantor aku langsung kuliah, sehingga sampai di rumah tentu kondisiku semrawut dan lelah. Haya anak sulungku, menyediakan kopi. Walaupun setelah itu dia meminta aku membantunya kerjakan tugas dari sekolah. Aku katakan "Siap..." secara sudah dapat secangkir kopi. Sayangnya, si Asa (anak ketiga) mulai cari perhatian, dia rewel dan menangis, sebenarnya ini karena aku gagal mengerti apa yang dia butuhkan. Tapi karena aku sedang sibuk dengan kakaknya, Asa aku gendong saja, dengan tetap dalam tangisnya. Yang membuat aku terkesan justru saat Asa mencoba menghentikan tangisnya sendiri, dia tidur di sebelahku dengan memeluk guling dan menutupi matanya, perlahan isaknya berhenti lalu tertidur. Aku dan Haya berhasil dengan tenang selesaikan tugas. Bagaimana dengan Bunga, dia yang mengingatkan aku untuk mandi, karena sebentar lagi akan ada pengajian di rumah. Selesai mandi pun, Bunga yang meminjamkan mushaf Qur'annya saat dia melihat aku kebingungan mencari mushaf Qur'anku.

Demikianlah, anak-anakku menunjukkan perhatiannya kepada orang tuanya. Mereka berhasil memahami kondisi orang tuanya. Haya dengan secangkir kopinya, Asa yang walau menangis memaksa tidur karena tahu kesibukan Bapak dan kakaknya, juga Bunga yang paham perlengkapan mengaji bapaknya. Jadi malu, karena aku sebagai orang tua masih sering gagal memahami mereka. Padahal mestinya sebagai manusia yang terlahir lebih dahulu dari pada mereka, aku lebih mampu memahami mereka.....

Ajari aku, Nak....

Rabu, 28 Agustus 2013

Tanda Tanyaku



adalah tanda tanya yang terjebak dalam ruang;
ia mencari detail yang sebenarnya tak ia butuhkan;
pada cemas ia bertanya mengapa;
pada harap ia meminta godaan;
pada keheningan ia bersandar pasrah....

adalah tanda tanya yang terjebak dalam ruang;
ia menggali lubang keinginan yang mungkin tak perlu ia gali;
pada ragu ia yakinkan kedengkian;
pada tatap ia tancapkan gelora;
pada sepi ia rebahkan bahagia.....

Sabtu, 20 Juli 2013

tentang Spongebob



Jalan ketulusan itu sering tampak bodoh #spongebob
#spongebob mencintai pekerjaannya, ia tak bekerja untuk mencari uang
Bekerja kok untuk mencari uang itu aneh #spongebob
Bekerja itu karena sistem sosial butuh pekerjaan kita, uang yg kita dapatkan hanya sarana kita masih tetap bekerja... belajar dr #spongebob
Gaya #spongebob dalam bekerja ini bukti level tertinggi dalam hirarki kebutuhannya Maslow. Aktualisasi diri
Justru Mr. Crab atasan #spongebob itu ada di level bawahnya... masih cemen karena orientasi masih uang
#spongebob juga terlihat tolol di dunia kesenian, dibanding Squidward yg elegan dan berkelas
Namun #spongebob justru menemukan hakekat untuk tampak menarik di depan publik dibanding seni yg ditawarkan Squidward
Khayalan #spongebob yg lebih bebas membuat ia bisa melihat sisi yg tak terlihat oleh Squidward.
Ttg persahabatan kita bisa belajar dari persahabatan #spongebob dan Patrick. Penuh ketulusan walau tentu terlihat bodoh dan naif.
Demikianlah yg saya pelajari dr #spongebob. Entahlah, mungkin saja saya salah.

Selasa, 25 Juni 2013

Simponi Tawa (: ironi tawa?)

Pagi ini aku menangis bukan karena luka melainkan karena tawa terlalu lama menguasai jiwa.
Bagaimana tidak jika setiap kejanggalan menjadi kelucuan.... dan sengkuni pun kenakan topeng badutnya. Aib menjadi nada dasar, serupa nada minor yang kuasai lagu jiwa kita... bagaimana bisa kita tidak tertawa? ...dan permusuhan kita pada kesedihan tak berlangsung lama, karena kini sedih pun menjadi alasan kita untuk tertawa. ...lalu kita ada di persimpangan makna, karena tawa kita menangis atau karena sedih kita tertawa?

Sementara mereka mencandai kebenaran dengan menebar dusta sekehendak hati. Mereka tentu saja tertawa dan pastilah nurani menangis

Kamis, 20 Juni 2013

Kumandangkan Kebenaran [nDalang Malam]



Dan para pemegang modal semakin norak genggam kendali kuasa. Rakyat diinjak tanpa ampun. Mereka pongah karena sok kaya, bahkan membeli citra penguasa yang kenakan bedak populis dan pencitraan seolah berhala, dipuja puja, bahkan dengan ritual anti pencitraan. Keikhlasan dipoles di pipi, menjadi bahan tertawaan anak-anak yang masih cerdas hati, dan unggas pun tertawa berguling-guling.

Kenakalan hasrat berkuasa semakin membabi buta, mengubah berita menjadi cerita, menyihir fakta menjadi tak nyata, anggapan menjadi kebenaran. Dengan menjejal-jejalkan dusta ke liang telinga, kata menyihir akal sehat menjadi sakit , manusia biasa yang doyan berita murah itu menjadi pasukan tanpa hati. Berbaris kehilangan makna. Yang sadar tercecer dalam air mata ...mereka bagikan jutaan topeng sengkuni, untuk tutupi sembab air mata nurani juga hati yang mulai membusuk. ...mau marah saja kini malu. Karena alasan sudah menjadi anak sah pasukan seribu muka. Kejujuran menjadi hening yang fals dalam orkestra jiwa 

...hanya Punakawan yang ditunggu, petakilan kumandangkan tawa. Walau sumbang tetap saja, karena ini energi yang tersisa ...Semar jalan geyal geyol. Mukanya ambigu antara senyum atau menangis, ia simbol iman. Tempat bersandar saat letih hati ...Gareng jalan pincang, ingatkan kita yang pasti cacat saat abaikan gerak hati demi dengkinya ambisi. ...Petruk dan Bagong tertawa tawa sambil asyik update status dan ngetuit ttg negeri yg menanam ironi, ttg ngeri yg penuhi nurani. ...sepi pun basi, sunyi pun tak bernyali. Karena kebenaran jamuran saat tak lagi ada yang berani perdengarkan lagi ...bernyanyilah terus, berteriak lantang sajalah. Bunuh takutmu dengan simpan rapat-rapat dalam jeruji hatimu, kunci lalu buang kuncinya #ndalangMalam

Selasa, 12 Maret 2013

tentang pagi;



Nasehat ibu: mulailah hari sepagi mungkin. Karena bagaimana kita mengisi pagi itu mempengaruhi sepanjang hari kita.

Mungkin PAGI itu menyaPA laGI. Karena seolah terulang, kelelahan kemarin berubah kembali menjadi kesegaran lagi. Karenanya mencari inspirasi pagi bisa menjadi energi kita untuk jalani hari ini.
Inspirasi pagi itu bisa didapat dari wajah2 segar yg kita temui di masjid saat shubuh tadi, atau mungkin wajah kuyu ngantuk anak balita yg tetap memaksa diri untuk berjamaah di masjid. Salut untuk orang tuanya.
Juga wajah penuh semangat penjual sayur yg sudah selesai berbelanja sebelum adzan shubuh.
Pemulung pun ada yg sudah berdinas sebelum fajar terbit. Senyumnya lebar saat aku sapa, seolah ia ingin yakinkan "jangan curigai aku, Pak" .
Sebentar lagi ada tukang koran, melempar korannya penuh semangat. Ia tak ingin pelanggan terlambat baca koran pagi sambil ngopi.
Sebenarnya mencari inspirasi pagi sekarang ini gampang, buka saja twiter atau fb, akan banyak betebaran pesan dan doa2 pagi...
Jika tak libur, sebentar lagi kita akan masuk pintu tol, wajah ramah dan optimis petugas tol bisa mjd energi pagi kita.
Pilihlah inspirasi pagimu, agar jadi energi di sepanjang hari nanti. *nyruputkopi. #ttgpagi

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...