ia mengikutiku
rasa menempel di tengkuk belakang
seperti masa lalu yang enggan dilupakan
ia menggigitiku
rasa nyeri di punggung benak
seperti ketakutanku akan esok
mimpi penuh himpit sesak
ia mengunyahku
rasa perih berdenyutan
hingga ke pangkal retina mata
ku pejam saja tak kunjung usai
ia mencabuti perlahan
surai kesadaranku
satu satu
matahari mengecil
angin semakin dingin
Klik.
gelap
suwung gung liwang liwung.
Jatibening, 05032018
Poetoe
Kamis, 22 Maret 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar