Senin, 16 Juli 2018

Batas

batas itu siapa kita
setiap ujungnya adalah definisi
berubahnya kemampuan adalah bertambahnya batas
dan definisi kita menjadi kurva tak beraturan

ruang gelap ketidakmengertian
ruang pekat ketidakmampuan
adalah selepas batas itu
dan berusaha adalah berdiri persis di tepiannya.

Jakarta, 2018
Poetoe

Selasa, 10 Juli 2018

mabuk bersama

baiklah
kuakui bisa saja kita lalu gila bersama
karena rindu yang kumamah ini sudah basi
meracuniku meracunimu meracuni ini

baiklah
kuakui bisa saja kita lalu tergelak bersama
karena cinta yang aku tenggak ini telah lama berkarat
sarat merayap menggerus tenggorokan jiwa pun sekarat

baiklah
kuakui saja
kita bisa saja moksa bersama
jika terus berlama lama
nyanyikan senandung fitrah manusia yang purba ini bersama

bisa saja

Jakarta, 09 Juli 2018
Poetoe

senandung serdadu

sebagai serdadu, selalu bersihkan senapan di barak
walau tak tahu kapan genderang perang itu berdentang dentang
bersiap siaga
bersiap berjaga jaga

adalah malam itu saat terikrar
bergenggam erat hati bergetar
jaga iman di dada dengan pilar nalar
pemahaman yang utuh
ketaatan yang sempurna

adalah hari ini saat api dinyalakan
rahsia tersingkap ungkap
wajah wajah berhadapan
mata tajam merah
tersimpan gelegak marah tertahan

kudinginkanku dengan tunduk setunduk tunduknya
pengakuan atas lemah pasrah
pinta tiupan tenaga
harap sayap pertolonganNya

dalam sepi
kuusap parang hati
dingin
kapan pun aku memang harus siap mati.

Jakarta, 10 Juli 2018
Poetoe

sisa sisa genggam

terkoyak
terserak
aku hanya bisa mendekap anak anak
selamatkan dari badai ini
nyeri menghampiri
perih lirih dekat
nestapa melekat tanpa sekat

rapal doa
di sisa sisa usaha
kepal genggam
simpan lara diam diam

dan kau duduk saja
tanpa kata
sepi

mana cinta itu??
tak bersisa
bahkan gelar kemanusiaan pun sirna.

Halte BNN, 09 Juli 2018
Poetoe

Romantika

mas, kamu kangen aku nggak?

pertanyaan itu lagi
entah penegasan entah ekspresi tak percaya
padahal kau tahu jawabannya

jarak memisah seperti tarikan pegas
semakin jauh semakin lama
kan semakin erat pelukan itu nanti

mas, kamu kangen aku nggak?

lalu waktu lebur
lalu ruang hilang batas
melayangku denganmu beterbangan
dalam imaji nirnyata
bertatapan saja serupa bertanya tanya tentang cinta kah yang tergenang itu

mas, kamu kangen aku nggak?

teraduk adukku denganmu
dalam larutan jenuh rindu
melarut
sublim dan ambigu.

Halte pancoran, 09 Juli 2018
Poetoe

Cahaya

langit berjumpa bumi timpa menimpa
siang kenyang oleh cahaya matahari
santapan dengan percakapan
bersuap suap bercakap tatap

aku menua juga
terbebani kenang kenang tentang sayang
layang layang beterbangan
tentangmu yang jingga
cahya lama yang menyala ulang

aku menatap nanap
dalam silang tanya
bahwa kita belum terlalu kenal
tapi terbiar belukar tanda tanya itu
liar membelit sekitar kita
aku
juga kau.

Jakarta, 09 Juli 2018
Poetoe

sekoci (2)

di kabin kapal yang gelap, terayun ayun ombak sepanjang waktu, dan hanya meringkuk di sudut.
menangis adalah lagu abadi, saat lelah melahirkan pasrah, saat kesal menggumpal, saat kecewa penuhi jiwa.

ku dengar derak tiang layar patah, bertabur jeritan, ombak keras menampar lambung kapal. seperti tamparan kenyataan atas mimpi, seperti dusta yang tersibak, seperti dosa yang perlahan membelit menggurita.

maka lagu apalagi selain tangis yang aku bisa nyanyikan?
dalam badai yang sebadai badainya, dalam gelap yang segelap gelapnya, hanya nyaring nurani yang terus mencoba menyanyikan tangis. melengking menjijikan

hingga saat lengan perkasa itu menarik paksa
melemparkanku ke sekoci itu.
meringkuk lagi.

Jakarta, 09 Juli 2018
Poetoe

sekoci (1)

"kapten, kita salah arah
ada karang tajam di depan sana"

badai dahsyat mengisi penuh ruang dengar
pekik ngeri
caci maki

hanya berlarian
tak beraturan

kapten justru sibuk
berkemas cemas
dan menaburinya dengan remah remah gelisah

"kapten, kita salah arah
ada karang tajam di depan sana."

jelang pancoran, 09 Juli 2018
Poetoe

sekoci

ombak tersibak teriris haluan kapal
tergeletak harapan di buritan
kesakitan menahan luka
berkelojotan saja

keadilan tercacah tipis dan tersiram air nipis
ngilu
kejujuran menjadi tersangka
atas santun yang diagungkan

kapal ini mungkin saja karam
bocor sana sini
dan langit mulai menghitam
pekat

merangkak rangkak
mengerjap kerjap dalam gelap
siapkan sekoci

di ujung geladak
terdengar tangis.

Halte BNN, 09 Juli 2018
Poetoe

Selasa, 03 Juli 2018

hapus

dan jejak langkah di pepasir itu terhapus oleh angin
dan dosa kuharap terhapus oleh rapal istighfar ini

terhapus tak sekedar terampuni
lenyap dan melegakan
semoga

harap dalam senyap
iba dalam pinta
gemetar getar lama
istighfar panjang terulang ulang

hiks

Jakarta, Syawal 1439 H
Poetoe

terhisab

pantaskah nafasku hari ini kuberi nilai
atau hanya sia sia

apakah ruang hari hanya bejana canda
ataukah hanya alunan bait bait nir makna

sibuk bertanyalah saja
hingga tak sempat perbaiki diri

bodoh ya

saat senja menepilah
rajut saja penyesalan ini
menjadi untaian puisi
pukulan atas ruh agar terisi

dan tiba tiba terang sangat terang
lalu bleb
gelap teramat gelap
mati

Jakarta, 22 Juni 2018
Poetoe

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...