Rabu, 31 Desember 2008

MARAH!


Jelang tahun baru, aku justru sering "marah".
Dada ini gak pernah tenang, bagaimana tidak??
berita di media tidak henti2 nya menceritakan betapa kejinya bangsa Israel membantai bangsa Falestina....
huh...
Berharap bisa berangkat ke sana, agar dapat membantu apa saja... rasanya tidak terima; dan tidak nyaman jika di sini kita tidak bisa berbuat apa-apa;

Ya Alloh, jika cara mati-ku boleh aku pilih... berikan padaku kematian yang indah bersama rakyat Falestina; Kabulkan do'a-ku. Amien.

Senin, 15 Desember 2008

Syuro;

"Syuro" adalah satu sarana yang membuat jama'ah ini menjadi lebih indah; di dalamnya kami dapat berbincang dari hati ke hati, dengan niat yang lurus, dengan dasar pemikiran yang logis-rapih-terarah-terukur.

Kami saling membuka diri, namun tetap waspada dari kepentingan-kepentingan yang sifatnya pribadi, langkah yang infirodiy (single fighter); kami berangkat dari kesadaran yang sama, bahwa kami adalah satu tubuh; dalam pengambilan keputusan, kami selalu pertimbangkan latar belakang, orientasi, dan tujuan kami bersama secara utuh.

Dalam diskusi, atau bahkan debat (jidal) tak lupa kami beri bumbu "cinta"; kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang mewakili rasa sayang, rasa kepedulian kami kepada sesama. Sehingga ketika keputusan diambil, yang muncul dalam dada adalah perasaan lega, walaupun pada awalnya tidak sejalan dengan pendapat kita.... perasaan lega ini lahir karena pikiran yang terbuka, hati yang menerima, dan jiwa yang mantap sepakat bahwa keputusan syuro ini adalah keputusan terbaik yang memang Alloh tetapkan untuk kita.

Berbekal perasaan lega dalam menerima putusan syuro inilah, kami bersama ber-azam (bertekad) untuk melaksanakan keputusan syuro tersebut dengan segenap jiwa dan raga.

Minggu, 14 Desember 2008

kupu-kupu cantik-ku


ini Kupu-kupu Cantik-ku;
dia panglima laskar penjaga "cinta" di "rumah surga kita
hmmm...

lebah kecil-ku


ini Haya Rizqa Robbania; putri rezeki dari tuhan....
dia suka dipanggil Lebah Kecil;
lebah binatang yang lembut, manis, namun siap menyengat lawan yang menyerang...
bidadari sulung-ku,
karateka dia pelajari....
siap menjadi pilar penjaga para penghuni "surga kita"
nak, tetap jaga kami ya...
jaga solat wajib dan rawatib-nya...
Sun cinta!....

bunga mungil-ku;



ini bunga fahma amalia, bidadari-ku yang kedua...
pengingat bahwa pemahaman dan amal perbuatan mestinya berjalan beriringan... bunga pemahaman = amal perbuatan;
dia bagian dari surga kecil-ku, teriakkan2nya ketika aku berangkat... "Bapak, hati2 ya... pulangnya malam atau pagi..??"
hiks...
rasanya berat meninggalkan mereka... namun "tugas" mesti dijalani....
kelelahan kadang sirna oleh senyum-nya...
jazakillah, jundiyah kecil-ku.. sun sayang!!

Kamis, 04 Desember 2008

QS: Al-‘Ashr, dan Corporate Value DJP.

Mendengar dua orang berbantahan, membuat dada ini berdetak lebih keras; aku memang tidak menyukai “benturan”.
Hari-hari yang aku impikan adalah hari kerja yang menyenangkan, senyum, canda...kalaulah memang ada perbedaan, janganlah ada benturan yang menyakitkan; kemas-lah ia dalam canda yang penuh cinta. Asyik-asyik aja lah….

Jadi ingat, pesan Alloh dalam surah al-Ashr:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ketika Alloh berfirman tentang waktu; Dia lanjutkan dengan kalimat “sesungguhnya Manusia dalam kerugian”, karena waktu terus bergerak, tak dapat diulang, jadi siapapun pasti akan merugi, kecuali mereka yang memiliki tiga kriteria:

A. Orang-orang yang beriman; adalah orang-orang yang memiliki orientasi dan motivasi hidup yang benar. Meyakini al-Haq dengan kesungguhan hati. Mereka memiliki integritas moral yang tinggi;

B. Orang-orang yang beramal sholeh; adalah orang-orang yang professional, cakap di bidang keahliannya, mau bekerja keras dalam segala bentuk kebaikan, dan mampu ber-inovasi sehingga kualitas kerja kebaikan itu menjadi selalu lebih baik dari hari ke hari;

C. dan Orang-orang yang mau saling berbagi nasehat dalam:
1. Kebenaran: nasehat atas substansi
2. Kesabaran: nasehat atas cara
3. Cinta dan Sayang: nasehat atas kemasan (QS. Al-Balad: 17)
Jika kita rajin untuk saling bernasehat dalam kebenaran, kesabaran, dan cinta, maka tak akan ada ”benturan” yang menyakitkan itu. Kita bisa hidup dalam beda namun tetap tenang dan santun; dalam satu teamwork yang solid;

Semangat kita: semangat mencari solusi bukan ambisi membangun imej pribadi masing-masing.....

QS: Al-’Ashr Corporate Value DJP:
1. Beriman = Integritas
2. Beramal Sholeh = Profesional, Inovasi
3. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran = Teamwork

Rabu, 26 November 2008

belajar manajemen dengan hati;

awalnya dari obrolan dengan istri sepulang kantor, saat aku sibuk ber-sms ke temen-temen pekerja dakwah di Cikiwul (ranah tugas-ku) yang biasanya isinya perintah dan tugas2 saja....
kata istri, sekali-kali sms ke mereka tapi bukan perintah atau tugas, tapi pertanyaan tentang kabar mereka, kondisi kesehatan, dan keluarga mereka... hmmm ide bagus juga ya; sehingga yang terbangun bukan cuman hubungan kerja, melainkan hubungan hati...

hari ini, ada seorang "atasan"-ku di kantor (walaupun sebenarnya belum pernah jadi atasan langsung-ku secara formal, tapi informal: dia adalah bunda-ku di kantor..) ibu Aan, sms ke HP-ku yang isinya: "Halo Putu. Lg sibuk? Sukses selalu ya.."
aku kaget, dah lama tidak ketemu dengannya, setelah mutasi ke Kantor Pusat... kok tiba2 sms
aku balas: "Baik sekali, bunda... menjadi lebih baik saat dapat sms dari bunda..."
ternyata, teman2 seruangan juga mendapatkan sms yang sama... artinya: semua yang pernah jadi anak buahnya dikirim sms yang sama... jadi penasaran, aku sms lagi:
" bunda, ternyata temen2 juga dapat sms yang sama dari-mu... dalam rangka apa nih, bu? Survey ya?"
di luar dugaan, jawaban yang aku terima: "kangen aja"

hiks; jadi terharu. Menurutku, ini adalah perbincangan yang indah... hubungan yang tidak
kaku; melulu berbincang pekerjaan...
kalau dari kaca mata dakwah, ini mungkin proses "ta'liful qulub" menyatukan hati; benar memang tanpa kedekatan hati, bagaimana mungkin kita bisa selesaikan tugas2 kita..??

terima kasih bu Anik; terima kasih bu Aan...
aku dapatkan pelajaran berharga tentang komunikasi yang efektif dalam membangun manajemen dengan hati.

Selasa, 25 November 2008

belajar dari Anis Matta;

Via sms, dapet perintah dari mas "Camat" untuk hadir di acara launching 100 tokoh muda yang diadain PKS;

Hmmm... merasakan "warna" lain dari partai dakwah ini.... ada nuansa ke"Indonesia"an;
Yang menarik adalah saat menikmati penampilan Anis Matta, belajar banyak tentang kedewasaan dalam ber-politik, dalam istilahnya: Fiqh Sejarah; yaitu cara yang paling tepat untuk meletakkan sejarah secara jujur dan adil. Jangan terjebak dalam dendam sejarah, namun semestinya kita dapat memandang sejarah secara berkesinambungan....

Rekonsiliasi adalah keniscayaan sebuah bangsa yang memiliki cita2 untuk menjadi besar;
setetes darah kita, hanyalah setetes darah dari genangan darah para pahlawan di bangsa ini....
setetes air mata kita, hanyalah setetes air mata dari lautan air mata bangsa ini...
ide kita, hanyalah satu ide dari jutaan ide anak bangsa di negeri ini....

sudah saatnya, saling bergandengan tangan... keluar dari sekat2
Bangkitlah Negeriku, Harapan itu Masih Ada....

Rabu, 19 November 2008

Tentang Film “Perempuan Punya Cerita”

Memang benar bila orang bilang “pilar peradaban” itu perempuan. Karena banyak prilaku kejahatan itu diawali dari tidak dihargainya hak-hak perempuan.

Menonton film “Perempuan Punya Cerita” menciptakan “ngilu” di hati. Luka-luka perempuan dalam empat cerita itu cukup mewakili luka perempuan Indonesia.

Cerita Pulau;
Wulan, gadis yang memiliki ”kekhasan” (abnormal) harus rela melakukan aborsi, setelah diperkosa oleh pemuda kaya di kampungnya. Sementara sang bidan yang melakukan aborsi-pun sedang bertarung dengan kanker payudara stadium tiga...

Cerita Yogyakarta;
Safina pelajar SMA yang tetap menjaga keperawanannya meski hidup di tengah kebebasan seks di lingkungannya. Namun akhirnya menyerahkan keperawanannya kepada seorang yang memang ia cintai, seorang wartawan Jakarta yang menyamar menjadi mahasiswa untuk mengungkap kebebasan seks di kota Yogyakarta... ironis.

Cerita Cibinong;
Maisaroh, bocah yang masih duduk di bangku SMP, yang terpaksa harus melayani nafsu kekasih ibunya, dan akhirnya dijual oleh penipu ke pengusaha di Batam...

Cerita Jakarta;
Laksmi, istri yang mendapat warisan penyakit HIV dari mendiang suaminya yang pecandu narkoba. Dia harus bertarung dengan Mertua-nya dalam memperebutkan hak asuh anak tunggalnya. Terakhir dia harus merelakan anaknya demi masa depan-nya....

Luka-luka itu ikut larut dalam detak jantung-ku; menjadi semacam ”bumbu” dalam adonan jiwa-ku; semoga saja dapat menjadi pendorong untuk-ku, agar lebih dapat menyayangimu, menghormati bunda dan mertua-ku, dua bidadari-ku, juga perempuan2 di sekelilingku....
Semoga, penghargaan-ku pada mereka bisa menjadi langkah kecil-ku untuk menyelamatkan peradaban, menghidupkan nilai kemanusian yang nyaris raib di bumi ini... Amien.

Senin, 17 November 2008

value: teamwork


Salah satu corporate value DJP adalah teamwork;

kata teamwork di telingaku mirip2 bunyinya dengan komposisi lagu,
ada irama konstan, macam bass atau perkusi yang rapi
tapi ada pula lengkingan gitar melodi yang merobek keheningan....

di ruangan kantor-ku, memang seperti itu petanya...
ada yang adem, konstan, terasa nyaman bila ia ada...
ada yang penuh inovasi namun serupa percikan-percikan
ada yang koordinatif, -semacam penghubung untuk setiap ruas-ruas fungsi menejemen-

hmmm, aku jadi apa ya?
percikan, lengkingan, namun mungkin kurang padu dengan nada dasar "kerja" dalam team-ku
hehehe....
penggangu yang aneh;

kepada teman2-ku, yang selalu membuat hari-hari kerjaku menjadi "istimewa"
kuucap terima kasih dan maaf.

yang kulakukan selalu tak sepadan dengan yang telah kalian lakukan untuk-ku....

tentang Buku “Bilangan Fu”

lama2 bahaya juga membaca novel ini...
pijakan berfikirnya aneh, sedikit lemah;

terlebih ketika ada beberapa pandangan yang seakan-akan justru mencari dalil pembenaran terhadap kelestarian tradisi-tradisi "syirik" dalam masyarakat jawa...
bagaimana pandangan si Suhubudi yang menggunakan bilangan berbasis 12, bukan bilangan yang berbasis 10, lalu angka nol yang dituduh sebagai sebab menggeser peran nol yang dulu sebagai tanda, yang metafor, puitis... menjadi angka yang kaku dan matematis; dan penemu angka nol itu adalah ilmuwan Muslim, Al-Khuwarizmi....

yang tertangkap oleh nalar-ku justru, penulis ingin memberikan dalih bahwa Islam adalah agama yang "kaku"
Spontan akal sehat-ku berdalih, bahwa bukan seperti itu yang terjadi...
justru Islam datang sebagai penjelas "cara berfikir" kita... menjadi gamblang...
keyakinan itu tidak boleh ngambang
kebijaksanaan itu dibangun dari kedewasaan, bukan cara berfikir yang kekanak-kanakan... dengan menikmati "kegenitan" logika dan filsafat, membuat pengertian nihil, tiada, kosong, atau mungkin nol... menjadi hal yang ganjil dan tidak terdifinisi....

wallohua'lam...

Jumat, 14 November 2008

Terbang Pertama-ku


Dinas luar, ke luar kota... harus naik pesawat; hmmm.... agak bedebar juga, soalnya sedikit bermasalah dengan ketinggian...

Tapi ternyata, terbang itu indah... luar biasa bahkan;
bertemu dengan barisan awan, bergumpal-gumpal.... aku menatap mereka lama;
hingga akhirnya kami saling bertatapan. dan kami-pun berbincang. Perbincangan yang hangat....
sayang, aku sudah berjanji untuk tidak menceritakan tema perbincangan kami kepada siapapun..jadi maaf ya, tidak bisa aku sampaikan di sini; bagaimanapun juga janji adalah hutang, berhutang pada awan tentu akan sulit sekali melunasinya...

Ketika pesawat semakin meninggi, awan2 kecil itu, berada di bawah-ku... beberapa sesepuh awan memang masih sejajar denganku, kadang2 dia melotot, sewot, karena sayap pesawat menyenggol bahunya.... di atasnya, serpihan awan putih bergerak lebih cepat.... seperti tumpahan bubuk heroin yang yang tertiup angin....

Keindahan ini begitu mempesonaku, tak terbayangkan bagaimana surga nanti?? Yang katanya akan jauh lebih indah dari keindahan apapun di dunia ini....
hmmm.... jadi rindu bertemu surga....

Jumat, 07 November 2008

sakit kepala-ku

yang ada di kepala: keluarga, yang berharap aku selalu segar bugar....;
anak2 ciketing asem yang butuh perhatian lebih;
para pejuang cikiwul yang sepantasnya lebih banyak didampingi;
berkas di kantor yang mesti cepat diselesaikan;
sakit di kepala yang perlu dibenahi......;
dan gemuruh dalam dada, yang entah mesti diapain....

ada harapan bahwa
tersedia energi lebih
dari lubuk hati,
tidak sekedar nyali
melainkan cinta yang terus menyala... amien...

Kamis, 30 Oktober 2008

LASKAR P2HUMAS


selalu saja ada cinta,

entah di genangan waktu yang mana....


Awalnya ingin seperti pesan Khalil Gibran yang dinyanyikan oleh Kla Project, ....bekerja dengan cinta.... maka yang terlahir adalah bangunan indah dari "perhatian, kerja sama, saling melindungi.." di ruangan kerja kami -bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat..


perpaduan kami memang indah,

- ada mas Heri Suroso -staf pelaksana senior- yang mumpuni di pekerjaan, gabungan antara pemimpin, seniman... dengan bumbu jutek, tegas dan inspiratif...

- ada mas Solihin, mas Haji yang ramah, pakar komunikasi yang ngademin, aktivis dakwah yang membawa nilai2 keshalehan cocok seperti namanya...

- ada mbak Anis Dwi Fitriani, cool, tapi tetap tangguh menghadapi badai macam apapun dari murka atasan... pintar memasak... jago mengkombinasikan keindahan dari rasa, warna, bentuk dan kemasan..

- ada dik Rupika Nurbayti, adik bungsu kami, ruh-nya bidang p2humas, punya imajinasi dan apresiasi seni yang tinggi, jago baca... namun tetap cekatan di acara2 penting...


lengkaplah sudah... jika ada aku, pakar pekerjaan2 fisik... pengganggu yang usil, berisik dan aneh... hehehehe...

Rabu, 29 Oktober 2008

SWOT untuk jauhi maksiyat

Selalu saja terasa berat, tinggalkan kebiasaan yang berdalih keniscayaan. seperti gerak hati, yang sering kita bela "wajar dong, kalau hati itu berbolak-balik" atau... dengan kalimat "iman-kan kadang bertambah kadang berkurang..." walau sesaat kita juga sadar, bahwa istiqomah adalah implementasi keimanan. bukti nyata bahwa kita telah membenarkan dalam hati, menyatakan dengan lesan, dan siap mengamalkan dengan segala rukun2 yang disyaratkan.

Namun bagaimana harus memulainya?? setiap aku berazam untuk meninggalkannya, justru yang muncul kesempatan untuk mengabadikan kemaksiyatan. bahkan kadang, secara tak sadar... aku membangun suasana yang mendukung untuk memberi ruang pada kemaksiyatan itu datang bertandang. Hingga hari ini, aku ingin mengakhirinya... bantu aku ya, aku takut tidak sanggup abaikan godaan... kau tahu, aku sering memanjakan hati, hingga syetan itu tak mudah mati dalam hati...

Malu juga ya, sejak dulu masalah yg timbul adalah kesenjangan antara ilmu dan amal, yg dipahami dan yg dijalani berbeda... sedih!!

inget suroh Ash-shof ayat 2-3, dosa besar di sisi Alloh, mengatakan sesuatu yang tidak dilakukan...
(2) Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (3) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Lalu bagaimana??

butuh strategi, sikap, dan sistem yang kondusif.

Strateginya: pake analisa SWOT, karena kelemahanku di hati yg gampang goyang kanan kiri... so kudu disiplin, jangan abaikan dosa2 kecil, karena itu pintu ke arah dosa2 yg lebih besar...

Sikap: butuh tekad yg lebih kuat. untuk berkata: TIDAK kepada kemaksiyatan dalam bentuk apapun. Hindari ruang dan kesempatan untuk kembali kepada kemaksiyatan, jangan malah ciptakan kesempatan.

Sistem: kembalikan komunikasi keluarga yg kondusif, perbaharui cinta pada istri, ambil simpati istri... jangan sekedar sibuk mencintainya...

Semoga sukses, Put!!!

Perjalanan

hidup itu perjalanan saja. menuju ujung langit. di perjalanan itu, mentari kadang membakar isi hati, kadang hangatkan jiwa, kadang juga, membantu aku memasak cinta jadi karya.
angin bertiup menampar muka, membawa debu dan kerikil2 tajam, menorehkan luka di ulu jiwa, namun kadang anginlah yang membawa kesejukan, berhembus perlahan, kepada mimpi yang bergejolak... anginlah yang meredakannya.dan embun pagi yang tersisa, sejukkan telapakku.

Selasa, 28 Oktober 2008

tentang keluarga dan dakwah

Satu hal yang saya pelajari setelah sekian lama berkecimpung dalam "ikatan" ini, adalah bagaimana tetap menjaga ritme dakwah, aktivitas kita kadang terpancing untuk "habis-habisan" dalam bertadkhiah, namun tanpa kesiapan hati untuk tetap terus bertahan dalam ritme yang stabil, menjadi tidak efektif, karena pergerakan kita pada satu hari akan berhenti, kehabisan energi, sementara kita belum siapkan gelombang baru untuk menggantikan kita.

Keluarga; adalah muayyid pokok dalam memback up aktivitas kita, sehingga jika kita tidak pandai memenej energi kita untuk membina mereka, bisa jadi suatu hari nanti, justru aktivitas kita terhalang oleh mereka.

Irama butuh pemimpin, dan kita lah pemimpin terbaik bagi konser diri kita. Jadilah imam untuk mereka, imam yg tidak otoriter,mau mendengar, melayani, mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul, mengelola gejolak-gejolak, merubahnya menjadi riak-riak kecil yang indah.

irama membutuhkan konsistensi, dan konsistensi tersebut dijaga dengan amaliyat harian kita.

dan Cinta, adalah improvisasi dalam gubahan lagu kita. mencintai istri, anak-anak kita, adalah energi ghaib yang mendorong kita untuk terus bersabar dalam komitmen terhadap kerja dakwah ini.

Sabtu, 18 Oktober 2008

ini tentang kita;


ini tentang kita,
ini tentang cinta kita,
yang sering ber-metamorfosis,
dari ulat menjadi kupu2,
dari kesal menjadi rindu...
karena memang cinta harus tumbuh
harus lebih subur dari perdu yang halangi kita,
harus lebih tangguh dari karang di lautan
karena cinta tak kan ada, bila tanpa ada ujian
badai pasti datang,
kapal mungkin saja karam... tapi
jangan pernah menyerah untuk berbenah
cinta mesti dibangun,
di atas tanah subur kepercayaan
dengan pupuk kemesraan
dengan benih kekaguman
jadikan batangnya kokoh dengan tautan kerja bersama
saling mengisi
saling berbagi nasehat
berbagi kritik namun bukan cela
karena kritik adalah bukti cinta
yang lahir dari perasaan saling memiliki
saling melindungi
cintai aku, dik...
karena sungguh aku mencintaimu.

Rabu, 15 Oktober 2008

Kematian dan Kelahiran...

Masih saja, tema "kematian" itu mendatangi aku. Dua orang tetanggaku meninggal dalam hari yang sama. Setelah sebelumnya seorang teman kantor meninggal, dan dia sedang mengandung 8 bulan anaknya. Tragis. Sebuah taujih yang beruntun, agar aku lebih dzikrul maut... hiks...

Entah mengapa, kemarin senja...aku justru didatangi mimpi dengan tema baru. "Kelahiran", "Hamil".... hmmm... ini adalah tema hidup lain yang tidak kalah dramatis dengan tema "Kematian". Bayangkan saja, ada kehidupan berdetak dalam perut kita.... berdenyut, memperdengarkan harapan, atas hidup baru... ada cinta, romansa, kehangatan, walau ada pula kepedihan, kepenatan, capek.... namun tetap saja indah bukan??

Mungkin saja ini fragmen baru, setelah cerita2 kematian itu.... teringat al-Mulk ayat 2: "Alloh yang mencipta Kematian dan Kehidupan untuk menguji, siapa yang lebih baik amal perbuatannya..."

Minggu, 12 Oktober 2008

keengganan untuk beranjak dari masa lalu

Aku menyadari satu hal, bahwa selama ini aku terserang virus “keengganan untuk beranjak dari masa lalu”. Aku sibuk menyimpan setiap kenangan, bahkan kadang hanya fragmen-fragmen sederhana-pun aku simpan di bilik hati.

Aku simpan penggalan2 hidup itu dengan kata, barang pemicu ingatan, atau kadang simbol-simbol saja, aku jadikan mereka kunci untuk membuka peti ingatan-ku.... di suatu saat nanti.

Seperti mentari sore ini, aku simpan dalam satu lukisan dalam batok kepalaku, dengan hiasan irama jazz (ntah lagu apa, dulu maen beli aja... yang penting ngeblues..), rasanya aneh, agak ngilu, sepi, kadang tiba-tiba hadir rasa suwung gung liwang luwung... dan sambil tetap menatap mentari senja di pintu tol sepulang kantor... aku biarkan air mata mengalir, biarkan saja, biarkan saja.

Rabu, 08 Oktober 2008

Romadhon 1429-ku

1.
kematian datang bertamu,
dalam mimpiku
ia mengganggu rongga otakku
ciptakan dengung
lalu berdenyut dalam saluran darah
biasanya aku tidak takut mati,
namun tadi malam begitu mencekam
sesekali aku terlonjak dalam tidurku
spontan beristighfar
mungkin dosa yang membuat aku jadi takut....
dan kematian semakin akrab....

2.
di bulan suci tahun ini,
entah kenapa...
Alloh sekenariokan aku bertemu dengan tema-tema kematian...
al-Mulk ayat2: adalah (Dzat) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapa yang paling banyak amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Berita yang ada: bencana, pembunuhan... kecelakaan...
dua orang sahabatku... (mereka masih lebih muda dari aku)
meninggal mendadak... menjelang Romadhon tiba...hmm...
dan terakhir,
banyak mimpi2ku tentang kematianku sendiri...

mungkinkah ini Romadhon terakhirku???

3.
entah lahir dari mana...
ada satu bagan muncul di kepala:
di sisi kiri berbaris kata2: batil, kegelapan, kebodohan, kemiskinan, sakit, perih, ketakutan....
di tengah: satu kata Dakwah
di sisi kanan berbaris kata2: al-haq, cahaya, petunjuk, kaya, sehat, bugar, aman, nyaman...

Dakwah adalah sarana apapun untuk berjalan dari batil menuju kepada haq dengan cara apapun. entah itu ceramah, diskusi, baksos, senyum, kata2 manis, infaq, tetesan keringat... bahkan puisi...

di penghujung romadhon tahun ini,
muncul kesadaran untuk berbenah...
selalu berbenah...
semoga saja; semoga saja; amien.

Sabtu, 30 Agustus 2008

pantai Anyer Agustus 2008

di tepi pantai,
langit membentang luas dan indah,
karang hitam,
pasir putih....
riak-riak ombak menyentuhi kaki
dan angin bercakap padaku tentang waktu
yang coba aku bingkai
aku ambil dan simpan dalam hati
waktu yang seolah terulang,
di pantai ini,
di pantai ini

merenungi cinta yang terkoyak,
kucoba tata kembali,
dalam kata-kata
antara rasa dan akal sehat
bergegas berbenah.....

pecahan karang itu aku pungut,
namun "jangan... biarkan waktu, langit dan awan yang mencatatnya.."
aku urung,
aku benamkan detak cinta ini
dalam pasir di pantai ini hangat
sangat hangat, dekat dengan jantung.
denyutnya seirama dengan debur ombak;

aku tersenyum padamu dunia,
beri aku waktu....

Senin, 25 Agustus 2008

seperti tersengat lisrik,
menggelegar dalam rongga dada;
jalan hidup aku teruji,
jelaga dosa itu menjamur dalam dada...

tiada yang ada dalam aku untuk dibanggakan.
maafkan aku.

malu aku,
sungguh, malu aku,

Kamis, 21 Agustus 2008

adz-Dzariyat

aku dapat tugas, hafalkan surat dari Tuhan.
ayat-ayat yang indah,
tentang angin yang bertiup,
terbangkan debu,
dan awan yang berarak membawa air bergumpal-gumpal,
dan angin yang meniup perahu layar.....
dan para malaikat berbagi rapi dalam tugas2nya....
dan sungguh, apa yang telah Alloh janjikan pastilah benar

hiks...alunan ayat yang indah itu, begitu puitis menyihir jiwa

Kamis, 31 Juli 2008

akan aku genggam dunia

yang ada di kepala, seperti gumpalan2 ide. kadang2 bercampur....terlalu banyak informasi yang tidak perlu; ntah bagaimana lagi aku menyaring semua ini...ada luka dalam jelaga jiwa,
ada kehausan akan "mengerti" hingga kupelototi buku2 aneh itu. sampai tulisan membayang...
kantuk menyentuh dasar otak. lahirlah kabut di pelupuk mata.
urat di kepala berdenyut tidak beraturan
migran yang akut...
bernyanyi saja aku
tentang: "....hidup sederhana, tak punya apa-apa tapi punya cinta
hidup bermewah-mewahan, punya segalanya tapi sengsara...seperti para koruptorrrrr..." hehehe, itu lagunye Slank....

dan matahari pagi begitu indahnya menunggu di pintu tol.dan senyumku pada dunia, dengan tatap mata penuh keyakinan
akan aku genggam dikau dunia; aku genggam dalam tangan-ku
tidak akan aku simpan dalam hati-ku.

Minggu, 20 Juli 2008

PANTAI KITA, PANTAI WAKTU

angin laut menderu, seperti dahulu
seperti gelora dalam dada dahulu
ketika kita berlarian
seakan mentari senja mengejar
padahal kita-lah yang berlarian menuju mentari

seperti tawa kita yang dahulu
seperti kekecewaan itu
seperti angan-angan yang dengan enggan terbangun
dahulu
namun tetap saja
waktu mengubah sekarang menjadi lampau
mimpi menjadi kenangan

seperti kita dan ombak dahulu
seakan hari ini, jadi ombak dan kita,
dan anak-anak kita
tentu saja berbeda
dan sungguh, itu adalah peran waktu
juga cinta,
juga tadkhiah
yang lahir jadi pondasi hari
hingga berlalu-lah gelora-gelombang itu
dan riak-riak itu adalah cemeti
bergoyang hantam karang
namun tetap saja
cinta
atas nama cinta
segala berawal
segala diakhiri.

Rabu, 09 Juli 2008

puisi setelah perbincangan kita sepulang kantor


Senja tersenyum di langit merah saga,
semburat awan muram namun tampak perkasa
percakapan di sepanjang jalan
dari hati satu
ke hati yang lain
pelajari diri dengan bercermin pada langit semesta
ilalang hati tumbuh sembarangan di padang kenangan
kerinduan untuk kembali mencinta
seperti perebutkan Sinta lewat perang dengan Rahwana
atau Cinta yang harus mengejar Rangga di bandara
kerinduan akan gelisah itu
kerinduan akan getar-getar keinginan yang berbuncah
aku ingin kembali mencinta dan berjuang untuk dicinta...
karena perjuangan itu indah
bukan sekedar dikenang
namun kembali diulang
kembali diulang....

(aku ingin kembali mencinta-mu seperti saat pertama kali bertemu dengan-mu; dulu)

Senin, 07 Juli 2008

Catatan untuk Mujahid Muda;

Api dalam dada kita … bersentuhan
satu dalam perjuangan ini
bersama teriakkan isi hati
dengan cara masing-masing

aku dengan pekikkan,
sedang kau dengan sentuhan

aku dengan gertakan,
sedang kau dengan senyuman

aku dengan pukulan,
sedang kau dengan usapan

maka hari ini,
kita sama terdiam….
duduk bersama dalam jeruji bui

aku penuh keluh kesah,
sedang kau tetap tenang.

Rawajati Barat, Rajab 1423 H

Perjuangan kita;

kematian adalah sebuah gerbang
tempat sebuah pertemuan agung
dengan sang Maha Agung

ada kerinduan,
ketika desingan peluru
menghembus deru di atas kepala
terdorong hati ntuk beranjak menghampirinya
menyambutnya; sehingga tuntas sudah segala beban badani
menuju-Mu….
namun teringat: bahwa mati bukan sekedar dicari,
melainkan dinanti untuk menjadi berarti
… aku tetap merunduk… menanti saat yang tepat
ntuk selesaikan misi suci ini
hidup yang penuh arti
atau mati dengan segenap nyali….!

Rawajati Barat, Rajab 1423 H
(puisi-puisi lama, tapi boleh-lah dibaca ulang)

Minggu, 06 Juli 2008

Maluku

Dini hari -dalam malam yang kering-,
menggenang mimpi di bekas ruang tamu kita
di halaman
terdengar mereka bernyanyi bersama
terntang cinta yang renta
tentang peradaban yang terserak

di balik sebuah puing
reruntuhan bangunan rumah kita
mengalun suara bocah bersenandung
sebuah tangisan yang serak
seperti kucing kecil yang sekarat
dan rembulan
selalu saja indah
walau di balik awan itu; suram.

Hingga menjelang fajar; tetap saja mencekam
berserak tubuh-tubuh itu hitam
di dalam masjid yang kini telah rata dengan tanah
angin berdesir, debu bergeletar
seorang bangkit -muncul dari sebuah puing-
di bawah bulan wajahnya nampak berkilat; darah!
Ia berdiri menghadap kiblat, lalu beradzan
suaranya pelan, namun di ujung langit-pun terdengar
ia berseru tentang ke-maha agungan Tuhan
ia berseru memanggil saudara-saudaranya
ia berseru "sudah tiba saatnya ntuk bersatu!"

dari berbagai penjuru mereka datang
sebagian dari mereka merangkak-rangkak

"Masjid bukan sekedar bangunan ini, yang bisa
roboh tinggal puing;
masjid adalah hati kita
yang selalu rindu untuk tetap berjama'ah."

Mereka sholat berjama'ah
di tengah puing-puing
di sebuah kota yang nyaris raib
dari peta sebuah bangsa.

(ditulis saat perang saudara bergejolak... persatuan sebagai satu bangsa diuji.
semoga saja, lulus;)

Indonesia-ku


Indonesia tanah air-ku
beribu pulau terbentang di laut luas
menggenang mimpi2 kami
tentang merdeka
tentang keperkasaan sebuah bangsa
yang renta
di dera gulita jiwa,
saat nyawa tak lagi berharga
ibu merangkak-rangkak penuh luka
bocah mengais-ais sampah
berharap sisa2
tangis nenek jadi sia2
anak lelaki hilang
terpanggang api perang saudara
sebagai ayah dari bocah
yang mungkin esok juga mati
menggelijang
meregang nyawa
menahan lapar yang tak berkesudahan

Indonesia tanah air-ku
genangan darah dan nanah-ku
tumpahan air mata
dan rapal do'a yang bergetar-getar, lama

Selasa, 24 Juni 2008

sekolah aku;

dunia itu sekolah
tempat belajar;
belajar dari setiap kejadian
setiap fragmen hidup
setiap rasa
setiap detak hati

dan
rumah ini adalah ruang kelas kita
aku muridnya,
sedang istri, anak, ibu mertua, mbak jum... adalah guru-guruku

di rapor-ku banyak angka merah
namun guru-guruku tetap sabar
bimbing aku saat aku gamang,
memaafkan aku saat aku lalai,
mengisi aku saat aku kosong....

terima kasih dan maaf;

Senin, 02 Juni 2008

kenny G

(setiap dengarkan musik ini, selalu saja aku dapatkan mimpi yang nyaris sama.....)

adalah senja,
warnanya jingga,
ada taman yang sepi
di tengahnya sumur tua
dengan genangan mata air yang tenang

ada wajah aku di dalamnya,
wajah aku yang kadang nampak bocah
kadang nampak begitu tua

belalang terbang lalu lalang
hinggap di pucuk duka
lalu melompat di ujung kepedihan
dedaunan gemuruh
sesaat setelah angin bercanda dengan mentari senja
dedaunan bernyanyi
lagu sedih
tentang hening yang tiba-tiba saja, mencekam;

pada gerak ranting terbawa arus
pada gelak tawa di tengah rapat....
ada nada yang tepat,
senafas dengan riak-riak kecil di pematang
seirama dengan torehan mata pisau di ulu hati

dan lagu itu
begitu teduh
mengalun di hampir seluruh
aliran darah-ku

pada dedaunan terbang bersama angin
pada senyuman terbit bersama kerlingan
pada kedukaan yang tersimpan dalam...
...... kuhaturkan persembahan ini
serangkaian nada
dalam alunan saxophone
menyirami kita
dengan penuh.....
dengan penuh rasa;

buat bang Bahren dan teh Hilda, (kutulis waktu masih tinggal di Kalibata)

Pada mulanya, ini tentang air hujan. Ketika di suatu pagi, aku terjebak hujan di terminal Kampung Melayu. Jalanan penuh genangan. Menungggu hujan reda, di bawah jembatan layang Casablanca, aku berfikir tentang banyak hal. Tentang perjalanan ini. Begitu banyak yang berubah.
Berbicara tentang perubahan, aku selalu ingat kau. Karena proses itu dimulai dari pertemuan kita. Hiks.. jadi ingat, bagaimana dulu aku begitu bersemangat. Selalu asyik membawa tema-tema baru untuk diperdebatkan. Aku memang anti kemapanan. Dan aku bangga -saat itu- dengan gaya asal beda itu. Setiap berita di Koran pagi, aku analisa dengan gayaku. Bahkan beberapa nilai-nilai ajaran agama aku coba kaji dengan logikaku sendiri. Masih ingat betul, bagaimana dulu kita berdebat seru tentang tidak perlunya syarat wali nikah untuk mempelai wanita. Hehe…

Setiap kali aku memancing tema-tema yang seru untuk diperdebatkan, kau tampak tidak suka. Bahkan kadang sengaja mengalihkan arah pembicaraan. Walaupun esoknya, kau bawakan aku buku, majalah, ataupun hanya secara lesan kau bacakan aku ayat atau hadits sehubungan dengan tema yang aku permasalahkan. Kadang aku jadi malu, karena jawabanmu itu sangat mengena dan secara rasional memang lebih tepat. Padahal kau menyampaikannya dengan hati-hati agar tidak menyinggungku atau terkesan menggurui. Aku merasakan itu.

Semakin hari, semakin dalam aku hanyut pada arus pemikiran baru…. Seakan ada energi baru dalam isi kepalaku. Dari buku-buku yang sengaja kau bawakan untukku, dari makalah-makalah agama, juga dari sikapmu yang sungguh membuat aku malu. Selama ini aku sadari lebih sering sekedar belajar tentang Islam dari pada menjalani Islam. Ternyata Islam bukan sekedar ilmu melainkan penataan hidup yang benar-benar lengkap. Sejalan dengan itu, aku mulai aktif berinteraksi dengan teman-teman seperjuangan…mulai mengurangi sekedar berkata-kata, melainkan berbaur dalam kerja nyata. Kadang kau ajak aku ikutan bakti sosial, bikin bazaar sembako murah, ikutan demonstrasi bareng mahasiswa, juga mulai rajin ke masjid untuk sholat jamaah -sesuatu yang sebelumnya jarang aku lakukan- hmm… aku memang berubah.

"Islam adalah sebuah system universal yang lengkap (komprehensif, totalitas, dan integral) mencakup seluruh aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah negara, bangsa dan tanah air, pemerintahan dan rakyat. Islam adalah akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan. Islam adalah kultur dan perundang-undangan, sains dan hukum. Islam adalah materi, usaha dan kekayaan. Islam adalah jihad dan dakwah, tentara dan ideologi, sebagaimana juga Islam adalah aqidah yang murni dan sekaligus ibadah yang benar…."

Aku bahagia bisa terus ber-Islam bersama dengan saudara-saudaraku dalam jama'ah ini. Bagaimanapun juga, jazakumulloh…. Akhi wa ukhtiii….(khus: ntuk abang dan teteh, syukron katsiron..)

Hujan belum juga reda, aku berlari-lari kecil… mengejar mikrolet M16, dengan semangat baru -alunan nasyid "Tekad"nya Izzis dalam dada- teringat ada dua (waktu itu bunga belum lahir) mad'u menunggu di rumah, wajibat utama yang harus aku selesaikan. Semoga….

berbicara sendiri...

Selalu saja terasa berat, tinggalkan kebiasaan yang berdalih keniscayaan. seperti gerak hati, yang sering kita bela "wajar dong, kalau hati itu berbolak-balik" atau... dengan kalimat "iman-kan kadang bertambah kadang berkurang..." walau sesaat kita juga sadar, bahwa istiqomah adalah implementasi keimanan. bukti nyata bahwa kita telah membenarkan dalam hati, menyatakan dengan lesan, dan siap mengamalkan dengan segala rukun2 yang disyaratkan.

Namun bagaimana harus memulainya?? setiap aku berazam untuk meninggalkannya, justru yang muncul kesempatan untuk mengabadikan kemaksiyatan. bahkan kadang, secara tak sadar... aku membangun suasana yang mendukung untuk memberi ruang pada kemaksiyatan itu datang bertandang. Hingga hari ini, aku ingin mengakhirinya... bantu aku ya, aku takut tidak sanggup abaikan godaan... kau tahu, aku sering memanjakan hati, hingga syetan itu tak mudah mati dalam hati...

Malu juga ya, sejak dulu masalah yg timbul adalah kesenjangan antara ilmu dan amal, yg dipahami dan yg dijalani berbeda... sedih!!

inget suroh Ash-shof ayat 2-3, dosa besar di sisi Alloh, mengatakan sesuatu yang tidak dilakukan...

(2) Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (3) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Lalu bagaimana??

butuh strategi, sikap, dan sistem yang kondusif.

Strateginya: pake analisa SWOT, karena kelemahanku di hati yg gampang goyang kanan kiri... so kudu disiplin, jangan abaikan dosa2 kecil, karena itu pintu ke arah dosa2 yg lebih besar...

Sikap: butuh tekad yg lebih kuat. untuk berkata: TIDAK kepada kemaksiyatan dalam bentuk apapun. Hindari ruang dan kesempatan untuk kembali kepada kemaksiyatan, jangan malah ciptakan kesempatan.

Sistem: kembalikan komunikasi keluarga yg kondusif, perbaharui cinta pada istri, ambil simpati istri... jangan sekedar sibuk mencintainya...

Semoga sukses, Put!!!

Kamis, 22 Mei 2008

fi sabili da'watina

Satu hal yg saya pelajari setelah sekian lama berkecimpung dalam "ikatan" ini, adalah bagaimana tetap menjaga ritme dakwah, aktivitas kita kadang terpancing untuk "habis2an" dalam bertadkhiah, namun tanpa kesiapan hati untuk tetap terus bertahan dalam ritme yang stabil... menjadi tidak efektif, karena pergerakan kita pada satu hari akan berhenti, kehabisan energi, sementara kita belum siapkan gelombang baru untuk menggantikan kita.

Keluarga; adalah muayyid pokok dalam memback up aktivitas kita, sehingga jika kita tidak pandai memenej energi kita untuk membina mereka, bisa jadi suatu hari nanti, justru aktivitas kita terhalang oleh mereka.

Irama butuh pemimpin, dan kitalah pemimpin terbaik bagi konser diri kita. Jadilah imam untuk mereka, imam yg tidak otoriter,mau mendengar, melayani, mengantisipasi masalah2 yg mungkin timbul.... mengelola gejolak2, merubahnya menjadi riak2 kecil yg indah.

irama membutuhkan konsistensi, dan konsistensi tersebut dijaga dengan amaliyat harian kita.

dan Cinta, adalah improvisasi dalam gubahan lagu kita. mencintai istri, anak2 kita, adalah energi ghaib yg mendorong kita untuk terus bersabar dalam komitmen terhadap kerja dakwah ini.

Surat untuk isteriku…

Sudah cukup lama, kita tidak ngobrol. Dengan dalih masih banyak urusan, aku lebih sering menggunakan rumah kita hanya sebagai tempat istirahat. Tidak lebih. Tempat capek, ngantuk, pegel-pegel. Energi-ku banyak terbuang di luar rumah. Walhasil, berbincang secara pribadi denganmu menjadi barang langka.

Aku memang harus banyak belajar. Belajar bagaimana membuat rumah tetap menjadi surga untuk-mu, dan juga surga untuk anak-anak. Selama ini, memang sudah menjadi surga untuk-ku, karena aku memang sudah cukup dimanjakan oleh-mu, Haya, bahkan Bunga. Tapi sudahkah menjadi surga untuk-mu???

Juga belajar bagaimana membuat cinta menjadi lebih implementatif, belajar menghargai simbol-simbol kasih sayang, yang selama ini sering aku abaikan (bingkisan ulang tahun, ajakan makan siang bareng, hadiah2 kejutan,….) –dengan dalih mendesakralisasikan simbol-simbol itu dalam kehidupan kita, aku memang sengaja mengabaikan semua itu.Belakangan aku sadari, bahwa simbol itu tetap penting dalam mengusung nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Maaf ya….

kredo..

keindahan itu ialah kedekatan,
kehangatan,
senyum istri,
gelak tawa anak2....

ketenangan itu ialah perjuangan yang konsisten,
pola kerja yang padat,
rangkaian kewajiban2 yang ketat...

energi kita ialah:
aqidah yang selamat,
ibadah yang benar,
dan ikatan ukhuwah yang tersusun rapi...

terima kasih istriku...
anak2ku...
dan sodara2 seperjuanganku

QS. At-Taubah: 111, "Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar."

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...