Percayakah, saat kau bersungguh sungguh pikirkan seseorang maka ia akan merasakannya? lalu memikirkan hal yang sama dengan apa yang kau pikirkan...?
Mungkin saja, sebenarnya aku bahkan percaya karena memang beberapa kali aku pernah mengalaminya. Yang menarik ini akan berbeda saat kita coba memberikan sinyal kepadanya justru bisa sebaliknya. Mungkin karena tak lagi alami. Sehingga alam tak lagi membantu energi pikiran kita.
Cobalah sejenak duduk saja berlama lama malam ini. Berpikirlah mendalam tentang sesuatu. Pejamkan mata sejenak. Malam dengan sunyinya tentu akan sangat mendukung. Tema yang kita pikirkan pun cobalah yang fokus, dilengkapi dengan kemungkinan kemungkinan yang diakibatkan, sehingga polanya jadi lebih lengkap.
Seperti pilihan yang pernah kita ambil, ada konsekuensinya, juga dosa dan kesalahan, apalagi jika tentang amanah yang terabaikan. Membuat tubuh gemetar oleh sesal yang terlihat berlebihan, padahal menurutku sih pantas saja.
Duh, semakin tak bisa lagi tertidur. Sisa malam ini rasanya hanya berisi dengan tema yang kerutkan dahi.
bekasi, 25/03/2016
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 28 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar