Minggu, 06 Maret 2016

simpul bahagia

Aku memang sengaja, membuat simpul-simpul itu. Mungkin karena aku memang tak suka percikan saat interaksi itu menjadi benturan. Karena itu maka tak sekedar simpul yang aku butuhkan melainkan juga semacam pelumas.

Akhirnya inilah terlihat, ada beberapa tempat kujadikan sarana duduk sesaat sambil berbincang. Seolah hanya nikmati kopi bersama, padahal banyak yang sedang direncanakan. Ini seperti interlude dalam sebuah lagu, tanpanya komposisi itu menjadi kacau. Dalam jalani hidup ini kita memang butuh helaan nafas.

Lalu terlahir komunitas-komunitas kecil itu, dengan pembahasan yang beragam. Seolah acak padahal berpola. Karena garis-garis itu bergerak pada kurva yang sama. Mungkin demikianlah mengapa niat memiliki posisi penting dalam hidup kita. Niat walau tak terucap tetap saja menjadi arah kemana mata panah itu akan kita lepaskan.

Aku hanya berusaha, lakukan apa yang harus lakukan namun juga berusaha mencari cara bagaimana aku bisa menikmatinya. Karena rasanya demikianlah cara untuk tetap bahagia dalam jalani hidup.

Semoga niat baik itu selalu terjaga, dan tak lalu bergeser menjadi  keburukan. Aamiin.

Bekasi, 5 Maret 2016. Dini hari.
Poetoe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...