Minggu, 06 Maret 2016

terbacakan

Lalu pagi, kau tenggelamkanku dalam tatapan.
Sarapan kita adalah percakapan tentang hati
"kau tidak sedang tergoda orang lain kan?"
aku tersenyum, menggeleng.

Ini persoalan bagaimana membaca, kejelian dan ketelitianmu dalam membaca garis wajahku adalah ekspresi cinta yang indah.
Kuda liar itu mengikik sembari bergegas menjejak bumi. ....
Hanya senyummu yang mampu mengikatnya,
tatapan lekat tanpa sekat itu menjadi pengendali.

Dan ini semua memang saling kait, rentang waktu, usia, kematangan, ilmu, dan spiritualitas.... jika tak cukup bekal maka akan kembali tergerus, kembali tercebur dan tenggelam.

Doakan aku ya.

jakarta, 7/03/2016
poetoe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...