berkendara dan kau di belakangku
hela nafasmu bersama angin pagi mengeroyok leher belakangku
aku terpesona oleh segarnya
dan langit pagi tak biasa, berwarna merah
kau bilang betapa lama ia ditinggalkan,
sejak maghrib, langit merah itu terlahir
lewati malam gelap, hingga kini pagi ia masih tersisa di atas sana
mungkin bukan tertinggal melainkan ia dicuri oleh langit pagi
dan kini langit senja sedang kehilangan
bisa jadi ada senja di belahan bumi lain yang kehilangan warna merah langitnya
ah...
kita berdua dalam cakap tentang langit
bercumbu saja
langit mengintip, mungkin ia iri
tapi biarlah, kita nikmati saja selagi bisa bersama.
Bekasi, 19022018
Poetoe
Minggu, 18 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar