pengembara yang setiap saat jejakkan langkah di tanah asing
menikmati setiap ketidakmengertian
ketidakkenalan, lalu melebur
dalam lumpur yang asing namun perlahan tak lagi asing
di tanah rantau selalu saja ada tatap mata itu
berbagai ragam
tapi muaranya satu: cinta
mata serupa jendela
tempat membaca isi jiwa
di sana ada lambaian tangan
sejenak tertambat
terkadang dalam
terkadang selintas saja
ada yang menempel hanya oleh kedipan
ada yang butuh sapaan
ada yang butuh bincang panjang
ada yang hingga dekapan
ah...
pada akhirnya ialah sendiri
berdiri sebagai diri
di hadapanNya
kau bisa apa?
Halte Cawang, 01022018
Poetoe
Kamis, 01 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar