suara nafas sendiri pernahkah kau jeli
mendengarkannya, hembusan lalu ditarik kembali seperti ketukan irama
lagu, juga kutukan atas hidup.
ada saatnya nanti bernafas itu berat dan sulit, seperti lemari besi terseret, deritnya senggal nafas sisa sisa.
terkadang
kehidupan cemburu pada kematian yang membebaskan, padahal bukan sebenar
bebas, karena ia variabel terikat atas apa yang dilakukan dalam hidup.
adalah akibat atas sebab.
dan
kau ingat nasehat ibu, bahwa jangan lari dari akibat yang sebabnya
telah dilakukan. kau tak akan bisa. terlebih nanti di hidup setelah
mati.
isinya hanya akibat yang harus dipertanggung jawabkan.
Jakarta, 08022018
Poetoe
Kamis, 08 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar