bermain dengan mesin waktu
dengan rasa kopi yang sama dengan yang kita nikmati waktu itu.
juga lagu yang kunyanyikan
sama dengan senandungmu dulu.
demikianlah.
lalu sunyi menggunting mati
tercekat
seperti
jerit tertahan kucing yang mati mendadak di tengah hujan pada suatu
senja. begitu saja. tak berdrama namun detailnya jelas.
mati.
mesin
waktu itu, gerak benak yang kenang mengenang di satu senja dengan
berteman secangkir kopi pahit dengan rasa yang sama seperti hari itu.
dan kucing itu mati di bawah hujan.
Jakarta, 07022018
Poetoe
Rabu, 07 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar