Dan kata memang memiliki energi tersendiri. Betapa tidak, dengan dua kalimat Syahadat dibacakan maka seseorang akan resmi masuk dalam Islam. Demikian juga kalimat ijab qobul itulah yang menyatukan sepasang suami istri, dan dengan kata talak yang terucap itu kelak pun bisa memisahkan keduanya. Demikianlah kata yang terucapkan itu mengambil peran penting dalam hidup kita.
Demikian juga atas kata yang kita dengar, seperti dalam Surat Al Anfaal ayat 2 yang menjelaskan tentang ciri ciri orang beriman adalah saat disebutkan Nama Allah maka akan bergetar hati mereka, dan saat dibacakan ayat ayat Nya maka akan bertambah keimanan mereka.
Sehingga sajian yang dihidangkan dalam setiap awal pertemuan adalah Taujih robbani, dengan dibacakan ayat ayat Nya. Itu sudah sangat mereka nikmati. Karena lantunan ayat ayat tersebut menjadi energi. Menenangkan hati juga menjadi inspirasi untuk aktifitas kebaikan.
Bersyukurlah kita sebagai manusia, dikaruniai kemampuan berkata kata. Menjadi "khayawanun naatiquun" hewan yang berlogika. Mensyukurinya dengan memanfaatkan secara benar kata kata yang terlintas dalam hati dan pikiran, terucap dalam lisan, tertulis dalam tulisan, atau pun sekedar terdengar dalam telinga kita.
Alhamdulillah.
Poetoe.
29/12/2015.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar