Senin, 04 Januari 2016

Bekal dari pesantren

Setelah berbincang dengan teman teman alumni pesantren Al Iman di group alumni, jadi terpikir pertanyaan "apakah yang aku dapatkan di pesantren yang akhirnya menjadi bekal penting dalam kehidupanku?"

Yang pertama tentu bacaan Al Qur'an ku. Dan ini mengingatkanku pada mas Thohir Ridwan dan mas Basyir yang menjadi tutor baca Qur'an ku di awal aku masuk pesantren.

Yang kedua adalah kemampuanku berbicara di depan umum. Tanpa Al Iman mungkin aku tidak akan se pede ini. Karena dulu sangat pemalu. Bahkan mendengar suara keras sedikit saja aku nangis. Al Iman mengeraskanku. Bentakan bahkan tamparan di pipi menjadi biasa saja. Saat ini masih saja aku syukuri, karena kemampuanku berkomunikasi sangat mendukung peranku di pekerjaan, organisasi maupun di masyarakat. Ini tentunya karena didukung acara muhadhoroh yang rutin setiap pekan. Bahkan pernah sepekan dua kali.

Yang berikutnya, adalah pemahaman "epistimologi"ku. Filsafat pengetahuanku. Ini penting dalam tradisi pembelajaranku hingga saat ini. Bagaimana belajar adalah untuk mencari ilmu, bukan mencari nilai. Bagaimana bisa merasakan indahnya belajar. Al Iman dengan segala kekurangannya justru membawa aku pada suasana sangat menikmati ilmu. Belajar itu seolah berdiri di tepi gunung dengan pamandangan yang indah, angin segar. Merinding setiap membayangkannya. Di Al Iman, aku bisa sangat mencintai perpustakaan, membaca buku bahkan di trotoar dekat perempatan sayangan, demi karena lampu kamar asrama sudah dimatikan karena di tepi jalan masih ada lampu merkuri yang menerangi.

Ini pengalamanku, bagaimana denganmu?

**tulisan untuk group alumni pesantren Al Iman Muntilan.
Januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...