Belakangan ini aku sempat beberapa kali sesumbar "aktifitas yang jarang aku lakukan adalah tersinggung." Tergolong sesumbar, karena sebenarnya kenyataannya tak mudah menjalaninya. Tetapi aku memang sedang belajar, bagaimana untuk tetap tidak tersinggung atas kritik, bantahan atau bahkan cacian dan celaan.
Caranya adalah, dengan menumbuhkan kesadaran bahwa sebagai manusia aku adalah tempat salah dan lupa. Artinya hal buruk apapun kata orang tentangku itu pasti mengandung kebenaran, karena memang aku banyak salah dan lupa. Jika yang disampaikan itu tak benar, tapi ada kesadaran bahwa sebenarnya masih banyak aibku yang masih Allah SWT sembunyikan, jadi untuk apa tersinggung? Karena jika aib itu dibeberkan rasanya aku lebih hina dari celaan dan hinaan dia.
Dengan berbekal kesadaran itu, insya Allah hatiku selamat dari aktifitas tersinggung atau pun sakit hati yang bisa jadi akan merusak rasa bahagiaku. Tidak berarti lalu kritik dan hinaan itu tak aku dengar, namun paling tidak aku mendengarnya dengan lebih objektif, lalu menerimanya sebagai masukan untuk langkah perbaikan di kemudian hari.
Jika sudah terlatih, mungkin aku akan merasa senang saat mendapat kritik, sedikit pedas pun tak mengapa, karena itu membantuku untuk lebih menikmati hidupku. Menjadi bahan pembelajaran yang artinya ada tambahan proyek pengembangan diriku yang kuharap bisa menjadi proses tanpa henti di sepanjang hidupku.
Wallahu a'lam.
Poetoe, 25 Ramadhan 1436 H.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar