Dunia memang serba sementara. Selalu ada mula lalu akhir. Karena di dalam dunia kita tak lepas dari cengkeraman waktu.
Jika mula adalah pertemuan maka akhir adalah perpisahan, jika mula adalah perkenalan maka akhirnya adalah melupakan.
Perpisahan itu pasti demikian juga dilupakan itu keniscayaan. Seperti kematian yang selalu ada di balik kehidupan.
Karenanya takut akan perpisahan, dilupakan dan kematian itu ketakutan yang akan menyiksa. Takut atas sesuatu yang pasti.
Agar tak tersiksa bersiapsiagalah hadapi perpisahan, dilupakan, juga kematian. Pastikan tak ada air mata yang sia sia.
Poetoe, akhir Ramadhan 1436 H.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 16 Juli 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar