Segelas air putih, jelang tengah malam
Waktu, aku kapsul kan
Dan aku telan agar larut di lambung ingatanku
Kau bisu dalam layar kenanganku
Mengangguk saja
Saat aku hamburkan rindu itu dalam sajakku
Angin menghantamkan dingin
Cantik terancamkan ingin
Mata tetap terbuka
Tak gentar
Hadapi resahku
Hadapi geloraku.
Betapa aku berharap kencang berlari
Agar moksa saja
Lenyap senyap bersembunyi di lipatan otakmu
Meringkuk saja di sana
Berharap merasai setiap denyutnya
Hingga tak tersisa setiap harapmu yang tak kukecap
Hingga tandas segala resahmu aku seduh dalam cawan hasratku.
Duh
Malam, bagaimana bisa masih tersisa
Padahal waktu, sudah ku kapsulkan
Dan aku telan dalam lambung ingatanku?
Bekasi, 2 November 2017
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar