Rabu, 08 November 2017

Jaga hati

Bahwa harta kita sebenarnya adalah yang kita sedekahkan,  namun kita masih panik dan marah saat gajian kita kurang dari yang seharusnya.

Bahwa harta kita sebenarnya adalah yang kita sedekahkan,  namun kita masih panik dan marah saat merasa membeli barang yang terlalu mahal dari yang seharusnya.

Ternyata kita sering heboh merasa kehilangan atas apa yang sebenarnya tidak kita miliki.

Saat berkendara,  seringkali kita bangga jika berhasil tempuh waktu lebih cepat dari yang biasa.  Dengan bangga kita cerita beberapa kali menang saat berebut jalan.  Padahal jangan-jangan di "sana" nanti yang dinilai adalah berapa kali kita memberi jalan orang lain.

Sesungguhnya masalah dimulai dari saat kita merasa orang lain tak memperlakukan kita secara pantas menurut ukuran kita.

Saat kita merasa telah melakukan lebih dari yang seharusnya adalah saat-saat berbahaya kita akan segera kehilangan rasa bahagia kita.

Saat kita kecewa sebenarnya itu bukti kebodohan kita dalam menerima ketetapanNya. Semakin mahir menerima semakin sulitlah kita kecewa,  semakin mudah untuk bahagia.

Kita sering terjebak pada menit menit pendek sesaat,   lupa akan hari hari yang masih akan panjang kita jalani.

Merasa benar terkadang menggoda kita untuk marah.  Padahal itu tak perlu.

Jika kita merasa mereka salah, maka seharusnya kita ajari untuk benar.  Apakah dengan menyalahkannya lalu mereka bisa benar?

Saat ada potensi marah,  maka kumpulkan banyak alasan pemakluman agar kita paham dan tak perlu lagi marah.

Saat ada potensi kecewa,  maka kumpulkan banyak alasan pemakluman agar kita paham dan tak perlu lagi kecewa.

Poetoe,  2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...