Rabu, 08 November 2017

Nalar dan rasa

berharap purnama ternikmati
namun hujan datang,
rintik sesaat lalu deras memanahi pungung bumi

rasa yang mau kuasai asa
namun nalar masih saja berjaga
tombaknya tajam teracung
menempel di leher cinta
berani maju selangkah saja
darah kan tertumpah

sakit seperti energi yang mengalir
ada hukum kekekalan energi
ia selalu berpindah
ruang juga waktu
kita mau sakit di sisi mana dan kapan
sekarang, dengan turuti nalar yang kasar dan kaku
atau turuti rasa sampai nanti fakta yang akan menyiksa kita

dan malam
walau ada kata cinta
tetap saja gulita
karena sakit selalu menunggu
sekarang atau nanti
terparang atau mati.

Bekasi, 2017
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...