Lalu piranti komunikasi sosialku tiba-tiba
gaduh. Banyak ucapan selamat hari raya dan permohonan maaf lahir dan
bathin. Juga rangkaian doa, saling mendoakan.
Ada yang lalu
berkurang, adalah percakapan ke langit. Sebulan ini curahan hati ke atas
demikian riuh. Rapal doa dan dzikir, juga rukun ibadah yang
tertunaikan. Seperti tergantikan, dengan interaksi sosial yang masif.
Mudik. Silaturahiem.
Semenjana, semestinya tetap terjaga
keduanya. Intensitas hubungan vertikal sekaligus horisontal. Terjaga
pula walau di luar Ramadhan. Hingga kita menjadi bagian dari Rabbaniyun
tak sekedar Ramadhaniyun.
Aamiin.
Bumiayu, 29 Ramadhan 1438 H
Poetoe
Selasa, 31 Oktober 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar