Bagaimana kita di
tahun ke-18 ini? Catatanku tentangmu adalah konsistensimu, untuk tetap
menjadi pendampingku yang berkualitas. Adalah perhatian yang tertatap
tajam ke arahku. Kekhawatiran atas sakit kepalaku, atas telat makanku,
atas tak dapat dudukku di angkutan umum, atas minimnya jumlah jam
tidurku, dan atas banyak hal lain. Sekali lagi, nilai rapormu tahun ini
melampauiku. Lagi.
18 tahun bukan tahun pendek. Sudah teramat
sering kita duduk berdua sailing membaca. Perlahan verbal kehilangan
perannya, karena hal lain di balik kata-kata itu lebih terbaca jelas
sekarang. Verbal hanya menjadi piranti penegasan atas apa yang kita
sudah sama mengerti.
Teringat dulu sebelum menikah, pernah kubaca
dari sebuah buku, bahwa hubungan yang sehat bukanlah hubungan yang
didasari keinginan untuk mengubah pasangan. Karenanya aku takut jika
terlihat ingin mengubahmu. Jika pun kenyataannya ada harapan perubahan,
aku hanya ingin dirimu tumbuh di sisiku. Kita tumbuh bersama. Semoga
demikian adanya hingga akhir hayat nanti. Tumbuh bersama.
Ke
depan aku masih punya tugas. Pembuktian atas hubunganku denganNya yang
seharusnya meningkat di 2 tahun setelah 40 tahunku. Usia spiritual itu
selama ini masih terbengkalai. Tentu aku membutuhkanmu. Untuk tetap
sabar bangunkan aku di sepertiga terakhir malam kita, juga untuk tetap
telaten mengingatkanku atas tilawahku.
Bantu aku, agar bisa menjadi imam yang baik untukmu juga untuk anak-anak kita. Aamiin.
Bumyagara, 25 Oktober 2017
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar