Kenyataan adalah kumpulan akibat yang terlahir oleh sebab yang terpilih dari banyaknya kemungkinan di sepanjang hidup. Yang dilarang adalah kita berandai andai kembali memainkan daftar kemungkinan yang tak jadi dipilih menjadi sebab itu seolah kita masih berhak mengubah kenyataan yang sudah ditetapkan. Seperti menyesali atas takdir yang telah digariskan. Berbeda jika membaca kemungkinan itu dalam konteks fiqh sejarah, mempelajari yang telah terjadi untuk merencanakan masa depan, ini diperkenankan bahkan jika membaca QS Al Hasyr 18 maka itu diperintahkan.
Dan saat menghitung kembali daftar sebab yang telah melahirkan akibat yang menjadi rangkaian kenyataan yang harus aku hadapi, ternyata banyak kebodohan di sana. Betapa bodohnya, jika sedari mula mengenal benar dan salah, aku sudah dipaksa memahami bahwa pilihanku memang keliru, namun kenyataannya tetap saja aku lakukan. Lalu saat tersadar bahwa akibat atas kesalahanku itu demikian membahayakanku dan orang-orang di sekitarku, aku hanya bisa gemetar ketakutan. Ini seperti menyengaja takut dengan menonton film horor, atau menutup telinga sesaat setelah sumbu petasan itu aku nyalakan sendiri. Bodoh.
Dan yang lebih menyedihkan memang, ini seolah sengaja aku nikmati. Seperti menyayat luka di jemari sendiri lalu terpejam nikmati perihnya, tanpa berusaha mencari obat dan menutup luka. Apalagi jika luka itu libatkan orang lain, aih... berdosa sekali aku.
Dan nadam, irama penyesalan itu yang lalu dilantunkan, dengan iringan air mata. Padahal pastilah sesal itu percuma saja, jika tanpa langkah pertaubatan yang sempurna. Nafas berat, ya tarikan nafas berat itu menjadi senandung rutinku, di setiap jeda teduh itu, saat diri aku paksa bersimpuh, abaikan harga diri, rebah saja, hadiri sajian doa dengan kerendahan hati yang teramat rendah. Menunduk dalam, dan semakin dalam.
bakasi - jakarta - bekasi
Februari 2016
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Senin, 29 Februari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar