Saat terindah, duduk terpejam sejenak selepas doa sehabis solat. Mungkin karena ringan duduk tanpa topeng, tanpa berpura pura, karena untuk apa toh aku sedang duduk di depan Dzat Yang Maha Tahu. Jadi pasrah saja. Relakan semua, letakkan beban, lalu bersandarlah.
Aku mengahadap bersama pengakuan atas dosa dan kelemahan, aku juga mengahadap bersama ikrarku atas pengakuan kenikmatan yang Kau berikan. Keindahannya adalah pada pekatnya gelap yang perlahan terang walau tetap terpejam, aku merayap berharap ridho dan ampunanMu.
Ketidakberdayaanku yang aku jadikan alasan menghiba bantuan dan pertolongan. Aku membutuhkanMu, aku sangat membutuhkanMu. Suluh aku dengan petunjukMu, angkat masalahku, sungguh Engkau lah sang Maha Pemberi Solusi.
Aamin.
senja di Al Hikmah, 19/02/2016
poetoe...
Senin, 29 Februari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar