Selasa, 03 November 2015

Apa yang bisa membuat lebih tenang (jilid dua)

Terbangun jilid dua. Setelah tadi terbangun, lalu coba memanjakan diri, berpikir tetang bagaimana agar bisa lebih tenang. Ternyata masih bisa lanjutkan berbaring.  Mencoba tidur. Sekejap lelap. Namun masih sama. Mimpi yang detail dan berjejalan, lalu terlonjak kembali terbangun.

Kali ini yang tiba-tiba terpikir adalah "mu'aqobah". Memberi sanksi atas diri atas kesalahan yang kita lakukan. Ini tradisi sahabat Rasul dulu. Tentu sanksi itu berupa hal yang dihalalkan dan positif. Seperti Umar bin Khattab yang mewakafkan kebunnya  karena kebunnya pernah melenakan ia dari seruan azan.

Mungkin cara "mu'aqobah" ini bisa menjadi salah satu cara menenangkan hati.

Jadi teringat buku kecil yang pernah mencerahkanku dulu, buku pinjaman dari seorang teman. (Seorang yang tak akan aku lupakan jasanya karena menarik aku kembali ke jalan yang benar.) Judulnya "Tarbiyah Ruhiyah" karya Abdullah Nashih Ulwan. Akhirnya aku memilikinya. Isinya sederhana namun dalam dan praktis. Tentang jalan menuju taqwa:
1. Mu'ahadah : mengulangi janji kita sebagai hamba
2. Muroqobah: mendekatkan diri, dan selalu merasa terawasi.
3. Muhasabah: berhitung diri, instropeksi
4. Mu'aqobah : menghukum diri
5. Mujahadah : penuh kesungguhan.

Semoga kembali mengingat materi buku ini menjadi pintu solusi atas sulit tidurku.  Aamiin.

Poetoe.  Masih dini hari. 4 November 2015.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...