Selasa, 03 November 2015

Apa yang bisa membuat lebih tenang

Sebenarnya apa yang membuat bisa lebih tenang?

Pertanyaan buatku sendiri, setelah beberapa hari didera susah tidur yang aneh. Selain itu, jika tertidur pun aku bermimpi yang saat terbangun pun aku teringat detail mimpinya. Jadi rasanya tidurku  pun tidak lalu menjadi sarana istirahatku yang berkualitas.

Seperti akhir pekan lalu, aku bermimpi tentang satu adegan saat aku harus lakukan kunjungan dalam rangka tugas. Mimpinya detail, bahkan percakapannya aku ingat sampai terbangun. Sempat ada yang aku edit, karena ada kalimat yang kurang pas. Anehnya kejadian esoknya sama persis, posisi duduk, dan percakapannya. Tentunya aku sudah gunakan kalimat edisi revisi. Seperti de ja vu.  

Malam ini aku terbangun dini hari, dengan mimpi sebelumnya yang tak terlalu penting adegan-adegannya, namun tetap saja membuat terbangun.

Kuputuskan tak lalu memaksa kembali tidur. Aku lanjutkan saja dengan meluangkan waktu ini untuk sejenak berpikir mendalam tentang apa yang sedang aku alami. Tentunya dengan melibatkan-Nya.

Pertanyaan di atas yang aku ulang - ulang.

Sebenarnya apa yang membuat bisa lebih tenang?

Beberapa jawaban aku kumpulkan. Setiap jawaban aku berikan lagi pertanyaan: Benarkah?

Tentu dengan mempertimbangkan apa yang belakangan ini aku kerjakan.  

Apa saja alternatif jawaban itu, sementara tak aku uraikan di sini. Takut tulisan ini menjadi semakin serius. Tapi paling tidak, ada benang merah, atas keresahan dalam pola istirahatku dengan pelanggaran-pelanggaranku atas daftar "yang seharusnya" aku lakukan. Setiap pelanggaran itu melahirkan perasaan bersalah, perasaan bersalah itu seperti alarm tubuh, berdenging meraung raung membuat tubuh belingsatan. Ada dua cara menghentikannya,  pertama: bersegera beranjak, tinggalkan pelanggaran- pelanggaran itu sampai alarm itu berhenti berbunyi. Atau cara kedua: ubah setting alarm itu, hingga tak lagi berbunyi sekalipun  pelanggaran itu aku lakukan.

Aku tahu, apa yang seharusnya aku pilih. Tapi aku tak akan sampaikan di sini. Maaf. Bukannya tak mau, hanya mungkin memang belum waktunya.

Poetoe. Dini hari 4 November 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...